Jumat, 30 April 2010

l r baden powelll

26
Lord Robert Baden Powell (Bapak Pandu Dunia)

Baden-Powell dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia adalah anak ke-6 dari 8 anak profesor Savilian yang mengajar geometri di Oxford. Ayahnya, pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace, seorang wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, "Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya."


Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk sekolah umum Charterhouse. Perkenalannya kepada kemahiran pramuka adalah memburu dan memasak hewan - dan menghindari guru - di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan saudara-saudaranya.Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards.
Baden-Powell berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan di mana resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya. Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas rahasia Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul rama-rama, memasukkan rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.
Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia selama 3 tahun di daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk "Aids to Scouting", ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.
Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang Boer menjadi kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang membantu tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang dilaksanakan atas perintah Baden-Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya diperintah untuk menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara parit kubu.
Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.
Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903.

sejarah pramuka

Sejarah Gerakan Pramuka



Sejarah Gerakan Pramuka Di Indonesia


Masa Hindia Belanda
Kenyataan sejarah menunjukkan bahwa pemuda Indonesia mempunyai saham besar dalam pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia serta ada dan berkembangnya pendidikan kepramukaan nasional Indonesia. Dalam perkembangan pendidikan kepramukaan itu tampak adanya dorongan dan semangat untuk bersatu, namun terdapat gejala adanya berorganisasi yang Bhinneka.

Organisasi kepramukaan di Indonesia dimulai oleh adanya cabang "Nederlandse Padvinders Organisatie" (NPO) pada tahun 1912, yang pada saat pecahnya Perang Dunia I memiliki kwartir [[besar sendiri serta kemudian berganti nama menjadi "Nederlands-Indische Padvinders Vereeniging" (NIPV) pada tahun 1916.

Organisasi Kepramukaan yang diprakarsai oleh bangsa Indonesia adalah Javaanse Padvinders Organisatie; berdiri atas prakarsa S.P. Mangkunegara VII pada tahun 1916.

Kenyataan bahwa kepramukaan itu senapas dengan pergerakan nasional, seperti tersebut di atas dapat diperhatikan pada adanya "Padvinder Muhammadiyah" yang pada 1920 berganti nama menjadi "Hisbul Wathon" (HW); "Nationale Padvinderij" yang didirikan oleh Budi Utomo; Syarikat Islam mendirikan "Syarikat Islam Afdeling Padvinderij" yang kemudian diganti menjadi "Syarikat Islam Afdeling Pandu" dan lebih dikenal dengan SIAP, Nationale Islamietishe Padvinderij (NATIPIJ) didirikan oleh Jong Islamieten Bond (JIB) dan Indonesisch Nationale Padvinders Organisatie (INPO) didirikan oleh Pemuda Indonesia.

Hasrat bersatu bagi organisasi kepramukaan Indonesia waktu itu tampak mulai dengan terbentuknya PAPI yaitu "Persaudaraan Antara Pandu Indonesia" merupakan federasi dari Pandu Kebangsaan, INPO, SIAP, NATIPIJ dan PPS pada tanggal 23 Mei 1928.

Federasi ini tidak dapat bertahan lama, karena niat adanya fusi, akibatnya pada 1930 berdirilah Kepanduan Bangsa Indonesia (KBI) yang dirintis oleh tokoh dari Jong Java Padvinders/Pandu Kebangsaan (JJP/PK), INPO dan PPS (JJP-Jong Java Padvinderij); PK-Pandu Kebangsaan).

PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI) pada bulan April 1938.

Antara tahun 1928-1935 bermuncullah gerakan kepramukaan Indonesia baik yang bernafas utama kebangsaan maupun bernafas agama. kepramukaan yang bernafas kebangsaan dapat dicatat Pandu Indonesia (PI), Padvinders Organisatie Pasundan (POP), Pandu Kesultanan (PK), Sinar Pandu Kita (SPK) dan Kepanduan Rakyat Indonesia (KRI). Sedangkan yang bernafas agama Pandu Ansor, Al Wathoni, Hizbul Wathon, Kepanduan Islam Indonesia (KII), Islamitische Padvinders Organisatie (IPO), Tri Darma (Kristen), Kepanduan Azas Katholik Indonesia (KAKI), Kepanduan Masehi Indonesia (KMI).

Sebagai upaya untuk menggalang kesatuan dan persatuan, Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia BPPKI merencanakan "All Indonesian Jamboree". Rencana ini mengalami beberapa perubahan baik dalam waktu pelaksanaan maupun nama kegiatan, yang kemudian disepakati diganti dengan "Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem" disingkat PERKINO dan dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.

Masa Bala Tentara Dai Nippon
"Dai Nippon" ! Itulah nama yang dipakai untuk menyebut Jepang pada waktu itu. Pada masa Perang Dunia II, bala tentara Jepang mengadakan penyerangan dan Belanda meninggalkan Indonesia. Partai dan organisasi rakyat Indonesia, termasuk gerakan kepramukaan, dilarang berdiri. Namun upaya menyelenggarakan PERKINO II tetap dilakukan. Bukan hanya itu, semangat kepramukaan tetap menyala di dada para anggotanya.

Masa Republik Indonesia
Sebulan sesudah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, beberapa tokoh kepramukaan berkumpul di Yogyakarta dan bersepakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia sebagai suatu panitia kerja, menunjukkan pembentukan satu wadah organisasi kepramukaan untuk seluruh bangsa Indonesia dan segera mengadakan Konggres Kesatuan Kepanduan Indonesia.

Kongres yang dimaksud, dilaksanakan pada tanggal 27-29 Desember 1945 di Surakarta dengan hasil terbentuknya Pandu Rakyat Indonesia. Perkumpulan ini didukung oleh segenap pimpinan dan tokoh serta dikuatkan dengan "Janji Ikatan Sakti", lalu pemerintah RI mengakui sebagai satu-satunya organisasi kepramukaan yang ditetapkan dengan keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan No.93/Bag. A, tertanggal 1 Februari 1947.

Tahun-tahun sulit dihadapi oleh Pandu Rakyat Indonesia karena serbuan Belanda. Bahkan pada peringatan kemerdekaan 17 Agustus 1948 waktu diadakan api unggun di halaman gedung Pegangsaan Timur 56, Jakarta, senjata Belanda mengancam dan memaksa Soeprapto menghadap Tuhan, gugur sebagai Pandu, sebagai patriot yang membuktikan cintanya pada negara, tanah air dan bangsanya. Di daerah yang diduduki Belanda, Pandu Rakyat dilarang berdiri,. Keadaan ini mendorong berdirinya perkumpulan lain seperti Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI), Kepanduan Indonesia Muda (KIM).

Masa perjuangan bersenjata untuk mempertahankan negeri tercinta merupakan pengabdian juga bagi para anggota pergerakan kepramukaan di Indonesia, kemudian berakhirlah periode perjuangan bersenjata untuk menegakkan dan mempertahakan kemerdekaan itu, pada waktu inilah Pandu Rakyat Indonesia mengadakan Kongres II di Yogyakarta pada tanggal 20-22 Januari 1950.

Kongres ini antara lain memutuskan untuk menerima konsepsi baru, yaitu memberi kesempatan kepada golongan khusus untuk menghidupakan kembali bekas organisasinya masing-masing dan terbukalah suatu kesempatan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia dengan keputusan Menteri PP dan K nomor 2344/Kab. tertanggal 6 September 1951 dicabutlah pengakuan pemerintah bahwa Pandu Rakyat Indonesia merupakan satu-satunya wadah kepramukaan di Indonesia, jadi keputusan nomor 93/Bag. A tertanggal 1 Februari 1947 itu berakhir sudah.

Mungkin agak aneh juga kalau direnungi, sebab sepuluh hari sesudah keputusan Menteri No. 2334/Kab. itu keluar, maka wakil-wakil organi-sasi kepramukaan menga-dakan konfersensi di Ja-karta. Pada saat inilah tepatnya tanggal 16 September 1951 diputuskan berdirinya Ikatan Pandu Indonesia (IPINDO) sebagai suatu federasi.

Pada 1953 Ipindo berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia
Ipindo merupakan federasi bagi organisasi kepramukaan putera, sedangkan bagi organisasi puteri terdapat dua federasi yaitu PKPI (Persatuan Kepanduan Puteri Indonesia) dan POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Puteri Indonesia). Kedua federasi ini pernah bersama-sama menyambut singgahnya Lady Baden-Powell ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia.

Dalam peringatan Hari Proklamasi Kemerdekaan RI yang ke-10 Ipindo menyelenggarakan Jambore Nasional, bertempat di Ragunan, Pasar Minggu pada tanggal 10-20 Agustus 1955, Jakarta.

Ipindo sebagai wadah pelaksana kegiatan kepramukaan merasa perlu menyelenggarakan seminar agar dapat gambaran upaya untuk menjamin kemurnian dan kelestarian hidup kepramukaan. Seminar ini diadakan di Tugu, Bogor pada bulan Januari 1957.

Seminar Tugu ini meng-hasilkan suatu rumusan yang diharapkan dapat dijadikan acuan bagi setiap gerakan kepramukaan di Indonesia. Dengan demikian diharapkan ke-pramukaan yang ada dapat dipersatukan. Setahun kemudian pada bulan Novem-ber 1958, Pemerintah RI, dalam hal ini Departemen PP dan K mengadakan seminar di Ciloto, Bogor, Jawa Barat, dengan topik "Penasionalan Kepanduan".

Kalau Jambore untuk putera dilaksanakan di Ragunan Pasar Minggu-Jakarta, maka PKPI menyelenggarakan perkemahan besar untuk puteri yang disebut Desa Semanggi bertempat di Ciputat. Desa Semanggi itu terlaksana pada tahun 1959. Pada tahun ini juga Ipindo mengirimkan kontingennya ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.

Nah, masa-masa kemudian adalah masa menjelang lahirnya Gerakan Pramuka.
Kelahiran gerakan Pramuka

Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.

Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.

Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).

Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961.

Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu.

Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial).

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.

Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu :
1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.

Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.

Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya.

Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian.

Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-"45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang.

Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.

Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.

Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan Presiden dan berkeliling Jakarta.

Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai.

Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka.(sumber berita www.fauzi bowo)

baden powell versi inggris

Lord Robert Baden Powell Biography
Robert Stephenson Smyth Baden Powell, 1st Baron Baden-Powell, OM, GCMG, GCVO, KCB (February 22, 1857 - January 8, 1941) was a soldier, writer and founder of the world scouting movement.

Early life
Baden-Powell was born in Paddington, London in 1857. He was the sixth of eight sons amongst ten children of a Savilian professor of geometry at Oxford. His father died when he was three.

After attending Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden-Powell was awarded a scholarship to Charterhouse public school. His first introduction to scouting skills was stalking and cooking animals - and avoiding teachers - in the nearby woods, which were strictly out-of-bounds. He also played the piano and violin, was an ambidextrous artist of some talent, and enjoyed acting. Holidays were usually spent on yachting or canoeing expeditions with his brothers.

Military Career
In 1876, Baden-Powell joined the 13th Hussars in India. In 1895 he held special service in Africa and returned to India in 1897 to command the 5th Dragoon Guards.

Baden-Powell enhanced and honed his scouting skills amidst the Zulu tribesmen in the early 1880s in the Natal province of South Africa where his regiment had been posted and where he was mentioned in dispatches. His skills impressed and he was soon transferred to the British secret service. He frequently travelled disguised as a butterfly collector, incorporating plans of military installations into his drawings of butterfly wings.

Baden-Powell was subsequently posted for three years as intelligence officer for the Mediterranean based in Malta. He then led a successful campaign in Ashanti, Africa, and at the age of 40 was promoted to lead the 5th Dragoon Guards in 1897. A few years later he wrote a small manual, entitled "Aids to Scouting", a summary of lectures he had given on the subject of military scouting, to help train recruits. Using this and other methods he was able to train them to think independently, to use their initiative, and to survive in the wilderness.

He returned to South Africa prior to the Boer War and was engaged in a number of actions against the Zulus. Promoted by the time of the Boer War to the rank of colonel, he was responsible for the organisation of a force of frontiersmen to assist the regular army. Whilst arranging this, he was trapped in the siege of Mafeking, and surrounded by a Boer army of in excess of 8,000 men. Although wholly outnumbered, the garrison withstood the siege for 217 days, and much of this is attributable to some of the cunning military deceptions instituted at Baden-Powell's behest as commander of the garrison. Fake minefields were planted and his soldiers were ordered to simulate avoiding barbed wire (non-existent) when moving between trenches. Baden-Powell did most of the reconnaissance work himself and built up a team of native boys to carry messages around the garrison for him; Baden-Powell was much impressed with their courage and the equanimity with which they performed their tasks and it was later to set him to thinking. The siege was raised in the Relief of Mafeking on May 16, 1900. Promoted to Major-General, Baden-Powell became England a national hero.

After organising the South African Constabulary (police) he returned to England to take up a post as Inspector General of Cavalry in 1903.

Return to England
On his return, Baden-Powell found that his military training manual "Aids to Scouting" had become something of a best-seller, and was being used by teachers and youth organisations.

Following a meeting with the founder of the Boys' Brigade, Sir William Smith, Baden-Powell decided to re-write Aids to Scouting to suit a youth readership, and in 1907 held a camp on Brownsea Island for 22 boys of mixed social background to test out some of his ideas. Scouting for Boys was subsequently published in 1908 in six installments. Boys spontaneously formed Scout Troops and the Scouting movement had inadvertently started, first a national, and soon an international obsession. The scouting movement was to grow up in friendly parallel relations with the Boys' Brigade. The Girl Guides movement was subsequently founded in 1910 under the auspices of Baden-Powell's sister, Agnes Baden-Powell.

Although he could doubtless have become Field Marshal, Baden Powell decided to retire from the Army in 1910 on the advice of King Edward VII, who suggested that he could better serve his country by promoting Scouting.

In January 1912 Baden-Powell met his future wife Olave Soames on an ocean liner (Arcadia) on the way to New York to start one of his Scouting World Tours. She was 23, he 55, and they shared the same birthday. They became engaged in September of the same year, causing a media sensation. To avoid press intrusion, they married in secret on October 30, 1912.

On the outbreak of World War I in 1914, Baden-Powell put himself at the disposal of the War Office. No command, however, was given him, for, as Lord Kitchener said: "he could lay his hand on several competent divisional generals but could find no one who could carry on the invaluable work of the Boy Scouts." It was widely rumoured that Baden-Powell was engaged in spying, and intelligence officers took great care to foster and inculcate the myth.

Baden-Powell was made a Baronet in 1922, and was created Baron Baden-Powell, of Gilwell in the County of Essex, in 1929, Gilwell Park being the International Scout Leader training centre. He was appointed to the Order of Merit of the British honours system in 1937, and was also awarded 28 decorations from foreign states.

Under his dedicated command the world Scouting movement grew. By 1922 there were more than a million scouts in 32 countries; by 1939 the number of scouts was in excess of 3.3 million.

Soon after he had married, Baden-Powell had begun to have problems with his health, suffering several bouts of illness. In 1934 his prostate was removed, and in 1939 he moved to a house he had commissioned in Kenya, a country he had previously visited to recuperate. He died in Kenya, at Nyeri, near Mount Kenya, on January 8, 1941.

Scouts and Guides mark February 22 as B-P Day, the joint birthdays of Robert and Olave Baden-Powell, to remember and celebrate the work of the Chief Scout and Chief Guide of the World.

robert baden powelll

Robert Baden-Powell
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Robert Baden-Powell,
1st Baron Baden-Powell
22 February 1857 – 8 Januari 1941 (umur 83)
Robert Baden-Powell
Pendiri Kepanduan
Nama julukan B-P
Tempat kelahiran Paddington, London, Inggris
Tempat kematian Nyeri, Kenya
Dinas/cabang Tentara Britania
Lama berdinas 1876–1910
Pangkat Letnan Jenderal
Komando Chief of Staff, Second Matabele War (1896–1897),
ke-5 Dragoon Guards in India (1897),
Inspector General of Cavalry, England (1903)
Pertempuran/perang Perang Anglo-Ashanti,
Perang Matabele Kedua,
Siege of Mafeking,
Perang Boer Kedua
Penghargaan Ashanti Star (1895),[1]
Matabele Campaign, British South Africa Company Medal (1896),[2]
Queen's South Africa Medal (1899),[3]
King's South Africa Medal ( 1902),[4]
Boy Scouts Silver Wolf
Boy Scouts Silver Buffalo Award (1926),[5]
World Scout Committee Bronze Wolf (1935),[6]
Order of Merit (1937),
Wateler Peace Prize (1937),
Order of St Michael and St George,
Royal Victorian Order,
Order of the Bath
Pekerjaan lain Pendiri Gerakan Kepanduan Internasional; penulis; seniman

Robert Stephenson Smyth Baden-Powell, 1st Baron Baden-Powell, OM, GCMG, GCVO, KCB (lahir di Paddington, London, Inggris, 22 Februari 1857 – meninggal di Nyeri, Kenya, 8 Januari 1941 pada umur 83 tahun) ialah tentara, penulis dan pendiri gerakan kepanduan dunia.


Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Kehidupan awal
* 2 Karir Ketentaraan
* 3 Pulang ke Inggris
* 4 Perang Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya
* 5 Mengenai ketertarikannya pada anak laki-laki
* 6 Rujukan
* 7 Pranala luar
* 8 Rujukan

[sunting] Kehidupan awal

Baden-Powell dilahirkan di Paddington, London pada 1857. Dia adalah anak ke-6 dari 8 anak profesor Savilian yang mengajar geometri di Oxford. Ayahnya, pendeta Harry Baden-Powell, meninggal ketika dia berusia 3 tahun, dan ia dibesarkan oleh ibunya, Henrietta Grace smith, seorang wanita yang berketetapan bahwa anak-anaknya harus berhasil. Baden-Powell berkata tentang ibunya pada 1933, "Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya."

Selepas menghadiri Rose Hill School, Tunbridge Wells, Baden-Powell dianugerahi beasiswa untuk sekolah umum Charterhouse. Perkenalannya kepada kemahiran pramuka adalah memburu dan memasak hewan - dan menghindari guru - di hutan yang berdekatan, yang juga merupakan kawasan terlarang. Dia juga bermain piano dan biola, mampu melukis dengan baik dengan menggunakan kedua belah tangan dengan tangkas, dan gemar bermain drama. Masa liburan dihabiskan dengan ekspedisi belayar atau berkanu dengan saudara-saudaranya.

Dia mengarang beberapa buku, diantaranya yakni, jungle book, girl guides, scouiting for boys,aids to scouting, rovering to succes
[sunting] Karir Ketentaraan

Pada tahun 1876, Baden-Powell bergabung dengan 13th Hussars di India. Pada tahun 1895 dia bertugas dengan dinas khusus di Afrika dan pulang ke India pada tahun 1897 untuk memimpin 5th Dragoon Guards.

Baden-Powell saling berlatih dan mengasah kemahiran kepanduannya dengan suku Zulu pada awal 1880-an di jajahan Natal Afrika Selatan di mana resimennya ditempatkan dan ia diberi penghargaan karena keberaniannya.ada 3 penghargaan yang diberi angkatan perang zulu yaitu:

* impressa: serigala yang tak pernah tidur. karena dia sering berjaga-jaga saat malam
* kantankye:orang pemakai topi lebar. karena dia selalu memaai topi lebar
* m'hlalapanzi:orang bertiarap yang siap menembak.

Kemahirannya mengagumkan dan dia kemudian dipindahkan ke dinas rahasia Inggris. Dia sering bertugas dengan menyamar sebagai pengumpul kupu-kupu, memasukkan rancangan instalasi militer ke dalam lukisan-lukisan sayap kupu-kupunya.

Baden-Powell kemudian ditempatkan di dinas rahasia selama 3 tahun di daerah Mediterania yang berbasis di Malta. Dia kemudian memimpin gerakan ketentaraannya yang berhasil di Ashanti, Afrika, dan pada usia 40 dipromosikan untuk memimpin 5th Dragoon Guards pada tahun 1897. Beberapa tahun kemudian, dia menulis buku panduan ringkas bertajuk "Aids to Scouting", ringkasan ceramah yang dia berikan mengenai peninjau ketentaraan, untuk membantu melatih perekrutan tentara baru. Menggunakan buku ini dan kaidah lain, ia melatih mereka untuk berpikir sendiri, menggunakan daya usaha sendiri, dan untuk bertahan hidup dalam hutan.

Baden-Powell kembali ke Afrika Selatan sebelum Perang Boer dan terlibat dalam beberapa tindakan melawan Zulu. Dinaikkan pangkatnya pada masa Perang Boer menjadi kolonel termuda dalam dinas ketentaraan Britania, dia bertanggung jawab untuk organisasi pasukan perintis yang membantu tentara biasa. Ketika merencanakan hal ini, dia terperangkap dalam pengepungan Mafeking, dan dikelilingi oleh tentara Boer yang melebihi 8.000 orang. Walaupun berjumlah lebih kecil, garnisun itu berhasil bertahan dalam pengepungan selama 217 hari. Sebagian besar keberhasilan itu dikatakan sebagai hasil beberapa muslihat yang dilaksanakan atas perintah Baden-Powell sebagai komandan garnisun. Ranjau-ranjau palsu ditanam, dan tentaranya diperintah untuk menghindari pagar kawat olok-olok (tidak ada) saat bergerak antara parit kubu.

Baden-Powell melaksanakan kebanyakan kerja peninjauan secara pribadi dan membina pasukan kanak-kanak asli untuk berjaga dan membawa pesan-pesan, kadang menembus pertahanan lawan. Banyak dari anak-anak ini kehilangan nyawanya dalam melaksanakan tugas. Baden-Powell amat kagum dengan keberanian mereka dan kesungguhan mereka yang ditunjukkan ketika melaksanakan tugas. Pengepungan itu dibubarkan oleh Pembebasan Mafeking pada 16 Mei 1900. Naik pangkat sebagai Mayor Jendral, Baden-Powell menjadi pahlawan nasional.

Setelah mengurusi pasukan polisi Afrika Selatan Baden-Powell kembali ke Inggris untuk bertugas sebagai Inspektur Jendral pasukan berkuda pada tahun 1903.
[sunting] Pulang ke Inggris

Setelah kembali, Baden-Powell mendapati buku panduan ketentaraannya "Aids to Scouting" telah menjadi buku terlaris, dan telah digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.

Kembali dari pertemuan dengan pendiri Boys' Brigade, Sir William Alexander Smith, Baden-Powell memutuskan untuk menulis kembali Aids to Scouting agar sesuai dengan pembaca remaja, dan pada tahun 1907 membuat satu perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar belakang berbeda, untuk menguji sebagian dari idenya. Buku "Scouting for Boys" kemudian diterbitkan pada tahun 1908 dalam 6 jilid.

Kanak-kanak remaja membentuk "Scout Troops" secara spontan dan gerakan Pramuka berdiri tanpa sengaja, pada mulanya pada tingkat nasional, dan kemudian pada tingkat internasional. Gerakan pramuka berkembang seiring dengan Boys' Brigade. Suatu pertemuan untuk semua pramuka diadakan di Crystal Palace di London pada 1908, di mana Baden-Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang pertama. Pandu Puteri kemudian didirikan pada tahun 1910 di bawah pengawasan saudara perempuan Baden-Powell, Agnes Baden-Powell.

Walaupun dia sebenarnya dapat menjadi Panglima Tertinggi, Baden Powell memuutuskan untuk berhenti dari tentara pada tahun 1910 dengan pangkat Letnan Jendral menuruti nasihat Raja Edward VII, yang mengusulkan bahawa ia lebih baik melayani negaranya dengan memajukan gerakan Pramuka.

Pada Januari 1912 Baden-Powell bertemu calon isterinya Olave Soames di atas kapal penumpang (Arcadia) dalam perjalanan ke New York untuk memulai Lawatan Pramuka Dunia. Olave berusia 23, Baden-Powell 55, dan mereka berkongsi tanggal lahir. Mereka bertunangan pada September tahun yang sama dan menjadi sensasi pers, mungkin karena ketenaran Baden-Powell, karena perbedaan usia seperti itu lazim pada saat itu. Untuk menghindari gangguan pihak pers, mereka melangsungkan pernikahan secara rahasia pada 30 Oktober 1912. Dikatakan bahwa Baden-Powell hanya memiliki satu petualangan lain dengan wanita (pertunganannya yang gagal dengan Juliette Magill Kinzie Gordon).

Pramuka Inggris menyumbang satu penny masing-masing dan mereka membelikan Baden-Powel hadiah pernikahan, yaitu sebuah mobil Rolls Royce.
[sunting] Perang Dunia I dan kejadian-kejadian selanjutnya

Ketika pecah Perang Dunia I pada tahun 1914, Baden-Powell menawarkan dirinya kepada Jabatan Perang. Tiada tanggung jawab diberikan kepada beliau, sebab, seperti yang dikatakan oleh Lord Kitchener: "dia bisa mendapatkan beberapa divisi umum dengan mudah tetapi dia tidak dapat mencari orang yang mampu meneruskan usaha baik Boy Scouts." Kabar angin menyatakan Baden-Powell terkait dalam kegiatan spionase dan dinas rahasia berusaha untuk menggalakkan mitos tersebut.

Baden-Powell dianugerahi gelar Baronet pada tahun 1922, dan bergelar Baron Baden-Powell, dari Gilwell dalam County Essex, pada tahun 1929. Taman Gilwell adalah tempat latihan Pemimpin Pramuka Internasional. Baden-Powell dianugerahi Order of Merit dalam sistem penghormatan Inggris pada tahun 1937, dan dianugerahi 28 gelar lain dari negara-negara asing.

Dalam sajak singkat yang ia tulis, ia menjelaskan bagaimana mengucapkan namanya:

Man, Nation, Maiden
Please call it Baden.
Further, for Powell
Rhyme it with Noël.

Dibawah usaha gigihnya pergerakan Pramuka dunia berkembang. Pada tahun 1922 terdapat lebih dari sejuta pramuka di 32 negara; pada tahun 1939 jumlah pramuka melebihi 3,3 juta orang.

Keluarga Baden-Powell memiliki tiga anak – satu anak laki-laki dan dua perempuan (yang mendapat gelar-gelar kehormatan pada 1929; anak laki-lakinya kemudian menggantikan ayahnya pada 1941:

* Peter, kemudian 2nd Baron Baden-Powell (1913-1962)
* Hon. Heather Baden-Powell (1915-1986)
* Hon. Betty Baden-Powell (1917-2004) yang pada 1936 menikah dengan Gervase Charles Robert Clay (lahir 1912 dan memiliki 3 anak laki-laki dan 1 perempuan)

Tidak lama selepas menikah, Baden-Powell berhadapan dengan masalah kesehatan, dan mengalami beberapa serangan penyakit. Ia menderita sakit kepala terus menerus, yang dianggap dokternya berasal dari gangguan psikosomatis dan dirawat dengan analisa mimpi. Sakit kepala ini berhenti setelah ia tidak lagi tidur dengan Olave dan pindah ke kamar tidur baru di balkon rumahnya. Pada tahun 1934 prostatenya dibuang, dan pada tahun 1939 dia pindah ke sebuah rumah yang dibangunnya di Kenya, negara yang pernah dilawatinya untuk berehat. Dia meninggal dan dimakamkan di Kenya, di Nyeri, dekat Gunung Kenya, pada 8 Januari 1941.

Pada 1938 Royal Academy of Sweden menganugerahkan Lord Baden-Powell dan semua gerakan Pramuka hadiah Nobel Perdamaian untuk tahun 1939. Tapi pada 1939 Royal Academy memutuskan untuk tidak menganugerahkan hadiah untuk tahun itu, karena pecahnya Perang Dunia II.

Pergerakan Pramuka dan Pandu Puteri merayakan 22 Februari sebagai hari B-P, tanggal lahir bersama Robert dan Olave Baden-Powell, untuk memperingati dan meraikan jasa Ketua Pramuka dan Ketua Pandu Puteri Dunia.
[sunting] Mengenai ketertarikannya pada anak laki-laki

Dua penulis biografi Baden-Powell, Michael Rosenthal dari Columbia University dan Tim Jeal, menganggap bahwa ia adalah homoseksual yang tertekan. Buku Tim Jeal yang diriset selama lebih dari 5 tahun, diterbitkan oleh Yale University Press dan diterima dengan baik oleh New York Times, Washington Post dan penerbitan-penerbitan terkemuka lain.

Selain bukti-bukti lain, Jeal menyebutkan suatu contoh kejadian di bulan November 1919. Ketika mengunjungi Charterhouse, sekolahnya dulu, Baden-Powell tinggal bersama teman lamanya, A. H. Tod, seorang guru lajang dan pemilik rumah yang telah mengambil foto-foto telanjang murid-muridnya sebagai bagian dari kumpulan foto mengenai sekolah. Dalam buku hariannya, Baden-Powell menulis tentang hal ini: "Tinggal dengan Tod. Foto-foto anak laki-laki telanjang dan pohon-pohon yang diambil oleh Tod. Bagus sekali." Dalam surat-surat selanjutnya kepada Tod mengenai memulai gerakan Pramuka di sekolah itu, Baden-Powell menyebut bahwa ia akan segera berkunjung kembali dan menambahkan: "Mungkin saya ingin melihat kembali foto-fotomu yang indah itu."

Foto-foto Tod bertahan sampai tahun 1960-an, ketika mereka dihancurkan mungkin untuk "melindungi reputasi Tod." Namun R. Jenkyns mengatakan bahwa album tersebut mengandung foto-foto anak laki-laki telanjang dalam pose-pose yang, menurut pendapatnya, "dibuat-buat dan artifisial." Tidak ada alasan untuk mencurigai bahwa Tod atau Powell memiliki tujuan buruk, dan foto-foto tersebut dibuat sesuai dengan tradisi pada saat itu mengenai seni yang juga ditampilkan dalam lukisan-lukisan Henry Scott Tuke, foto-foto Baron Wilhelm von Gloeden, dan lain-lain.

Jeal juga menyebutkan bahwa Baden-Powell "...tetap memuji tubuh laki-laki ketika telanjang dan merendahkan tubuh wanita. Di Gilwell park, tempat perkemahan Pramuka di hutan Epping, ia selalu menikmati pemandangan anak-anak laki-laki berenang telanjang, dan kadang-kadang berbincang dengan mereka setelah mereka 'melepas baju mereka.'" (pembicaraan pribadi antara Jeal dan anggota-anggota Pramuka lama).

Walaupun menikmati keindahan anak-anak laki-laki, Baden-Powell tidak diketahui pernah bertindak dalam ketertarikannya dengan anak laki-laki. Sebaliknya, ia sangat teguh berpendapat untuk menekan keinginan seksual, terutama dalam komunikasinya dengan anak-anak laki-laki. Ia memasukkan larangan yang jelas melawan masturbasi dalam panduan-panduan Pramuka awal (sedemikian jelasnya sehingga Cox, penerbitnya, menolak untuk mencetak hal ini sebelum bahasanya diperhalus), dan sampai usia 80-an terus bersurat dengan anggota-anggota Pramuka dan memerintahkan mereka untuk mengendalikan keinginan mereka untuk "merusak diri sendiri." Ia percaya pada pendapat saat itu bahwa hal ini menyebabkan penyakit, kegilaan dan impotensi seksual. Pandangan-pandangannya tidak disetujui oleh semua orang. Dr. F. W. W. Griffin, editor The Scouter, menulis pada 1930 dalam buku untuk Rover Scouts bahwa godaan untuk bermasturbasi adalah "tahapan yang cukup alami dalam perkembangan" dan merujukkan anggota-anggota Pramuka kepada sebuah buku oleh H. Havelock Ellis yang berpendapat bahwa "usaha untuk mencapai hidup tanpa seks adalah kesalahan serius." (Tim Jeal, Baden-Powell: Founder of the Boy Scouts 1989, hal. 93-94)

materi

REVITALISASIREVITALISASI
BELA NEGARA DI LINGKUNGANBELA NEGARA DI LINGKUNGAN
DITJEN POTHANDITJEN POTHAN
REVITALISASIREVITALISASI
BELA NEGARA DI LINGKUNGANBELA NEGARA DI LINGKUNGAN
DITJEN POTHANDITJEN POTHAN

TujuanTujuan
1. Memperkuat1. Memperkuat timtim sosialisasisosialisasi PKBNPKBN DirjenDirjen PothanPothan
agaragar terbentukterbentuk timtim yangyang handal.handal.
2. Merencanakan2. Merencanakan programprogram jangkajangka pendekpendek dandan
menengahmenengah suatusuatu aktifitasaktifitas sosialisasisosialisasi dinamisdinamis
melaluimelalui pembentukanpembentukan kelembagaankelembagaan barubaru..
TujuanTujuan
1. Memperkuat1. Memperkuat timtim sosialisasisosialisasi PKBNPKBN DirjenDirjen PothanPothan
agaragar terbentukterbentuk timtim yangyang handal.handal.
2. Merencanakan2. Merencanakan programprogram jangkajangka pendekpendek dandan
menengahmenengah suatusuatu aktifitasaktifitas sosialisasisosialisasi dinamisdinamis
melaluimelalui pembentukanpembentukan kelembagaankelembagaan barubaru..

1.1. MemperkuatMemperkuat timtim sosialisasisosialisasi PKBNPKBN DirjenDirjen
PothanPothan agaragar terbentukterbentuk timtim yangyang handalhandal..
DirumuskanDirumuskan oleholeh DirekturDirektur PKBNPKBN
MetodeMetode
MateriMateri
KeterlibatanKeterlibatan PersonilPersonil
EvaluasiEvaluasi
SasaranSasaran
1.1. MemperkuatMemperkuat timtim sosialisasisosialisasi PKBNPKBN DirjenDirjen
PothanPothan agaragar terbentukterbentuk timtim yangyang handalhandal..
DirumuskanDirumuskan oleholeh DirekturDirektur PKBNPKBN
MetodeMetode
MateriMateri
KeterlibatanKeterlibatan PersonilPersonil
EvaluasiEvaluasi
SasaranSasaran

2.2. MerencanakanMerencanakan programprogram jangkajangka pendekpendek dandan
menengahmenengah suatusuatu aktifitasaktifitas sosialisasisosialisasi dinamisdinamis
melaluimelalui pembentukanpembentukan kelembagaankelembagaan barubaru..
TahapTahap PertamaPertama ::
PembuatanPembuatan laboratoriumlaboratorium BelaBela NegaraNegara
MelibatkanMelibatkan PuslitbangPuslitbang StrahanStrahan sebagaisebagai unsurunsurpelaksanapelaksana awalawal dengandengan pengendalianpengendalian ditjenditjen pothanpothan..
EvaluasiEvaluasi dandan rekomendasirekomendasi untukuntuk tahaptahap berikutnyaberikutnya
2.2. MerencanakanMerencanakan programprogram jangkajangka pendekpendek dandan
menengahmenengah suatusuatu aktifitasaktifitas sosialisasisosialisasi dinamisdinamis
melaluimelalui pembentukanpembentukan kelembagaankelembagaan barubaru..
TahapTahap PertamaPertama ::
PembuatanPembuatan laboratoriumlaboratorium BelaBela NegaraNegara
MelibatkanMelibatkan PuslitbangPuslitbang StrahanStrahan sebagaisebagai unsurunsurpelaksanapelaksana awalawal dengandengan pengendalianpengendalian ditjenditjen pothanpothan..
EvaluasiEvaluasi dandan rekomendasirekomendasi untukuntuk tahaptahap berikutnyaberikutnya

TahapTahap KeduaKedua (( MenengahMenengah dandan PanjangPanjang ))
MembuatMembuat BelaBela Negara CenterNegara Center suatusuatu kelembagaankelembagaan
BaruBaru yangyang menjalankanmenjalankan fungsifungsi BelaBela NegaraNegara
dengandengan terbentuknyaterbentuknya UUUU KomponenKomponen CadanganCadangan
dandan PendukungPendukung
FungsiFungsi iniini harusharus dapatdapat menjawabmenjawab tantangantantangan dandan
dinamikadinamika sosialsosial yangyang relatifrelatif cepatcepat dalamdalam
mengatasimengatasi setiapsetiap perkembanganperkembangan nilainilai pertahananpertahanan
nirnir militermiliter
TahapTahap KeduaKedua (( MenengahMenengah dandan PanjangPanjang ))
MembuatMembuat BelaBela Negara CenterNegara Center suatusuatu kelembagaankelembagaan
BaruBaru yangyang menjalankanmenjalankan fungsifungsi BelaBela NegaraNegara
dengandengan terbentuknyaterbentuknya UUUU KomponenKomponen CadanganCadangan
dandan PendukungPendukung
FungsiFungsi iniini harusharus dapatdapat menjawabmenjawab tantangantantangan dandan
dinamikadinamika sosialsosial yangyang relatifrelatif cepatcepat dalamdalam
mengatasimengatasi setiapsetiap perkembanganperkembangan nilainilai pertahananpertahanan
nirnir militermiliter

SOSIALISASI PKBNSOSIALISASI PKBN
(( RencanaRencana jangkajangka pendekpendek ))
1. Komposisi Tim.
a. Staf Ahli Menhan.
b. Pati Pothan.
c. Pakar Sosiologi.
d. Pakar Psychologi.
e. Pakar Antropologi.
2. Alternatif Sasaran Tempat.
Option.
•Dit PKBN.
•S.2 Pertahanan.
•Badiklat.
•Pakar Komunikasi Massa.
a. Terpusat ( Jakarta ).
b. Wilayah Jabodetabek.
c. Pemda Propinsi.
d. Dodik Bela Negara ( Rindam ).
SOSIALISASI PKBNSOSIALISASI PKBN
(( RencanaRencana jangkajangka pendekpendek ))
1. Komposisi Tim.
a. Staf Ahli Menhan.
b. Pati Pothan.
c. Pakar Sosiologi.
d. Pakar Psychologi.
e. Pakar Antropologi.
2. Alternatif Sasaran Tempat.
Option.
•Dit PKBN.
•S.2 Pertahanan.
•Badiklat.
•Pakar Komunikasi Massa.
a. Terpusat ( Jakarta ).
b. Wilayah Jabodetabek.
c. Pemda Propinsi.
d. Dodik Bela Negara ( Rindam ).

3. Audiens ( peserta ).
b. Kalangan Perguruan Tinggi, Guru dan Pembina
Pondok Pesantren.
c. Departemen/LPND, BUMN, Pengusaha, Aparat
Pemda, DPRD, Organisasi Profesi, dll.
d. Heterogen : Institusi Pemerintah/Swasta, Parpol,
Lemdik, Tomas, Togam, Organisasi Pemuda, LSM,
dsb.
4. Jumlah peserta.
200 – 250 Orang
a. Organisasi non afiliasi Partai.
-Menwa.
-Pramuka.
-Artis / Budayawan.
-Organisasi Sosial, Politik, Kemasyarakat,
Profesi dan Fungsional ( ORSOSPOLMASINAL )
3. Audiens ( peserta ).
b. Kalangan Perguruan Tinggi, Guru dan Pembina
Pondok Pesantren.
c. Departemen/LPND, BUMN, Pengusaha, Aparat
Pemda, DPRD, Organisasi Profesi, dll.
d. Heterogen : Institusi Pemerintah/Swasta, Parpol,
Lemdik, Tomas, Togam, Organisasi Pemuda, LSM,
dsb.
4. Jumlah peserta.
200 – 250 Orang
a. Organisasi non afiliasi Partai.
-Menwa.
-Pramuka.
-Artis / Budayawan.
-Organisasi Sosial, Politik, Kemasyarakat,
Profesi dan Fungsional ( ORSOSPOLMASINAL )

5. Alternatif materi & Kurikulum.
a. Kebijakan dan Strategi Pembinaan Potensi Pertahanan.
b. Alt. 1. Pola Pembinaan Kesadaran Bela Negara.
Alt. 2. Tataran Dasar Bela Negara.
(DISESUAIKAN DENGAN STRATA PESERTA)
c. Geopolitik Indonesia sebagai landasan pembangunan
sistem Pertahanan Negara.
d. Kesadaran bela negara sebagai Modal Sosial dalam
rangka menghadapi Globalisasi.
e. Pembinaan Kesadaran bela negara sebagai salah satu
strategi peningkatan Psychological Defence dalam
menghadapi ancaman nir militer.
f. Bela negara sebagai Landasan Motivasi Membangun
Daerah dalam kerangka NKRI.
g. Peran Dosen/Lembaga pendidikan dalam membangun sikap dan moral
bangsa. (khusus audience Dosen).
h. Bela negara sebagai landasan pelaksanaan sistem pemerintahan yang
good governance.
i. Analisa makalah/studi kasus atau penyusunan action plaint, dalam
bentuk kelompok.
5. Alternatif materi & Kurikulum.
a. Kebijakan dan Strategi Pembinaan Potensi Pertahanan.
b. Alt. 1. Pola Pembinaan Kesadaran Bela Negara.
Alt. 2. Tataran Dasar Bela Negara.
(DISESUAIKAN DENGAN STRATA PESERTA)
c. Geopolitik Indonesia sebagai landasan pembangunan
sistem Pertahanan Negara.
d. Kesadaran bela negara sebagai Modal Sosial dalam
rangka menghadapi Globalisasi.
e. Pembinaan Kesadaran bela negara sebagai salah satu
strategi peningkatan Psychological Defence dalam
menghadapi ancaman nir militer.
f. Bela negara sebagai Landasan Motivasi Membangun
Daerah dalam kerangka NKRI.
g. Peran Dosen/Lembaga pendidikan dalam membangun sikap dan moral
bangsa. (khusus audience Dosen).
h. Bela negara sebagai landasan pelaksanaan sistem pemerintahan yang
good governance.
i. Analisa makalah/studi kasus atau penyusunan action plaint, dalam
bentuk kelompok.

KomposisiKomposisi TimTim dandan MateriMateri
Alt.1.Alt.1. KebijakanKebijakan dandan StrategiStrategi PembinaanPembinaan
PotensiPotensi PertahananPertahanan..
Alt.2.Alt.2. GeGopolitikeopolitik IndonesiaIndonesia sebagaisebagai landasanlandasan
pembangunanpembangunan SistemSistem PertahananPertahanan Negara.Negara.
Alt.1.Alt.1. PolaPola PembinaanPembinaan KesadaranKesadaran BelaBela Negara.Negara.
Alt.2.Alt.2. TataranTataran DasarDasar BelaBela Negara.Negara.
Alt.3.Alt.3. PeranPeran Dosen/LemdikDosen/Lemdik dalamdalam membangunmembangun sikapsikap
moralmoral bangsabangsa ((khususkhusus audienceaudience DosenDosen).).
KesadaranKesadaran belabela negaranegara sebagaisebagai ModalModal SosialSosial dalamdalam
rangkarangka menghadapimenghadapi PerangPerang MasaMasa KiniKini didi tengahtengah
GlobalisasiGlobalisasi..
PembinaanPembinaan KesadaranKesadaran BelaBela NegaraNegara sebagaisebagai salahsalah satusatu
strategistrategi peningkatanpeningkatan PsychologicalPsychological DefenceDefence dalamdalam
menghadapimenghadapi ancamanancaman nirnir militermiliter..
BelaBela NegaraNegara sebagaisebagai LandasanLandasan MotivasiMotivasi MembangunMembangun
DaerahDaerah dalamdalam kerangkakerangka NKRI.NKRI.
BelaBela negaranegara sebagaisebagai landasanlandasan pelaksanaanpelaksanaan sistemsistem
pemerintahanpemerintahan yangyang good governancegood governance..
StafStaf AhliAhli MenhanMenhan..
PatiPati PothanPothan..
PakarPakar SosiologiSosiologi..
PakarPakar PsychologiPsychologi..
PakarPakar AntropologiAntropologi..
PakarPakar HukumHukum
TataTata negaranegara
a.a.
b.b.
c.c.
d.d.
e.e.
f.f.
MATERIMATERIPEMATERIPEMATERINoNo
KomposisiKomposisi TimTim dandan MateriMateri
Alt.1.Alt.1. KebijakanKebijakan dandan StrategiStrategi PembinaanPembinaan
PotensiPotensi PertahananPertahanan..
Alt.2.Alt.2. GeGopolitikeopolitik IndonesiaIndonesia sebagaisebagai landasanlandasan
pembangunanpembangunan SistemSistem PertahananPertahanan Negara.Negara.
Alt.1.Alt.1. PolaPola PembinaanPembinaan KesadaranKesadaran BelaBela Negara.Negara.
Alt.2.Alt.2. TataranTataran DasarDasar BelaBela Negara.Negara.
Alt.3.Alt.3. PeranPeran Dosen/LemdikDosen/Lemdik dalamdalam membangunmembangun sikapsikap
moralmoral bangsabangsa ((khususkhusus audienceaudience DosenDosen).).
KesadaranKesadaran belabela negaranegara sebagaisebagai ModalModal SosialSosial dalamdalam
rangkarangka menghadapimenghadapi PerangPerang MasaMasa KiniKini didi tengahtengah
GlobalisasiGlobalisasi..
PembinaanPembinaan KesadaranKesadaran BelaBela NegaraNegara sebagaisebagai salahsalah satusatu
strategistrategi peningkatanpeningkatan PsychologicalPsychological DefenceDefence dalamdalam
menghadapimenghadapi ancamanancaman nirnir militermiliter..
BelaBela NegaraNegara sebagaisebagai LandasanLandasan MotivasiMotivasi MembangunMembangun
DaerahDaerah dalamdalam kerangkakerangka NKRI.NKRI.
BelaBela negaranegara sebagaisebagai landasanlandasan pelaksanaanpelaksanaan sistemsistem
pemerintahanpemerintahan yangyang good governancegood governance..
StafStaf AhliAhli MenhanMenhan..
PatiPati PothanPothan..
PakarPakar SosiologiSosiologi..
PakarPakar PsychologiPsychologi..
PakarPakar AntropologiAntropologi..
PakarPakar HukumHukum
TataTata negaranegara
a.a.
b.b.
c.c.
d.d.
e.e.
f.f.
MATERIMATERIPEMATERIPEMATERINoNo

6. Alternatif Metoda.
a. Ceramah dan diskusi.
b. Diskusi panel.
c. Sarasehan.
d. Lokakarya.
e. Out bond.
f. Kombinasi.
6. Alternatif Metoda.
a. Ceramah dan diskusi.
b. Diskusi panel.
c. Sarasehan.
d. Lokakarya.
e. Out bond.
f. Kombinasi.

7. Waktu Pelaksanaan
a. 1 ( satu ) hari.
b. 2 ( dua ) hari.
8. Target Waktu Pelaksanaan.
-Sampai dengan akhir tahun 2007.
9. Biaya.
-Pengajuan Crash Program
( dengan perhitungan yang proposional ).
10. Relevansi Litbang Strahan.
a. Metoda apa yang paling efektif.
b. Materi apa yang harus diberikan.
c. Tim Sosialisasi dibawah siapa.
d. Komposisi Tim.
7. Waktu Pelaksanaan
a. 1 ( satu ) hari.
b. 2 ( dua ) hari.
8. Target Waktu Pelaksanaan.
-Sampai dengan akhir tahun 2007.
9. Biaya.
-Pengajuan Crash Program
( dengan perhitungan yang proposional ).
10. Relevansi Litbang Strahan.
a. Metoda apa yang paling efektif.
b. Materi apa yang harus diberikan.
c. Tim Sosialisasi dibawah siapa.
d. Komposisi Tim.

PUSAT BELA NEGARAPUSAT BELA NEGARA
( BELA NEGARA CENTRE )( BELA NEGARA CENTRE )
(Rencana jangka panjang)
PUSAT BELA NEGARAPUSAT BELA NEGARA
( BELA NEGARA CENTRE )( BELA NEGARA CENTRE )
(Rencana jangka panjang)

LandasanJuridisLandasanJuridisUUD’1945
Pasal 27 (3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.
Pasal 30 (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama dan rakyat
sebagai kekuatan pendukung.
LandasanJuridisLandasanJuridisUUD’1945
Pasal 27 (3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.
Pasal 30 (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
usaha pertahanan dan keamanan negara.
(2) Usaha pertahanan dan keamanan negara dilaksanakan
melalui sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta
oleh Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara
Republik Indonesia, sebagai kekuatan utama dan rakyat
sebagai kekuatan pendukung.

UU NO. 3/2002 (HANNEG)
Pasal 1 titik 2
Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan bersifat semesta
yang melibatkan : . seluruh warga negara
. wilayah
. sumber daya nasional lainnya.
disiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara
total, terpadu, terarah dan berlanjut, untuk menegakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman.
Pasal 7 (2)
Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer
menempatkan TNI sebagai komponen utama dengan didukung
oleh komponen cadangan dan komponen pendukung
UU NO. 3/2002 (HANNEG)
Pasal 1 titik 2
Sistem pertahanan negara adalah sistem pertahanan bersifat semesta
yang melibatkan : . seluruh warga negara
. wilayah
. sumber daya nasional lainnya.
disiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara
total, terpadu, terarah dan berlanjut, untuk menegakan kedaulatan negara,
keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman.
Pasal 7 (2)
Sistem pertahanan negara dalam menghadapi ancaman militer
menempatkan TNI sebagai komponen utama dengan didukung
oleh komponen cadangan dan komponen pendukung

..PSYCHOLOGICAL.
• pemahaman ideologi negara ( Pancasila & UUD 1945 ).
• nilai-nilai luhur bangsa.
• wawasan kebangsaan.
• Rasa cinta tanah air.
• persatuan dan kesatuan bangsa.
• kesadaran bela negara.
( halus )
..PSYCHOLOGICAL.
• pemahaman ideologi negara ( Pancasila & UUD 1945 ).
• nilai-nilai luhur bangsa.
• wawasan kebangsaan.
• Rasa cinta tanah air.
• persatuan dan kesatuan bangsa.
• kesadaran bela negara.
( halus )

..Menghadapi ancaman militer.
..komponen cadangan.
..komponen pendukung.
• perjuangan mengisi kemerdekaan.
• pengabdian sesuai profesi.
• menjunjung tinggi nama Indonesia di dunia internasional.
( melalui kesenian, OR, dll ).
• penanganan bencana dan menghadapi ancaman non militer lainnya .
( ekonomi, sosial , budaya, dsb ).
..PHYSICAL
( keras )
..Menghadapi ancaman militer.
..komponen cadangan.
..komponen pendukung.
• perjuangan mengisi kemerdekaan.
• pengabdian sesuai profesi.
• menjunjung tinggi nama Indonesia di dunia internasional.
( melalui kesenian, OR, dll ).
• penanganan bencana dan menghadapi ancaman non militer lainnya .
( ekonomi, sosial , budaya, dsb ).
..PHYSICAL
( keras )

DITJEN POTHAN KEBIJAKAN BIN POTHAN
• DITPOT SDM
• DITPOT SDAB
• DITPOT RANA
• DIT PKBN • RUU DIKWAR
• RUU KOMPONEN CADANGAN
PERTAHANAN NEGARA ( KCPN ).
• RUU KOMPONEN PENDUKUNG
PERTAHANAN NEGARA ( KPPN ).
DITJEN POTHAN KEBIJAKAN BIN POTHAN
• DITPOT SDM
• DITPOT SDAB
• DITPOT RANA
• DIT PKBN • RUU DIKWAR
• RUU KOMPONEN CADANGAN
PERTAHANAN NEGARA ( KCPN ).
• RUU KOMPONEN PENDUKUNG
PERTAHANAN NEGARA ( KPPN ).

• Diperlukan sebagai konsekwensi implementasi pembentukan &
pembinaan komponen cadangan, penataan komponen pendukung serta
penyelenggaraan Dikwar ( PKBN ).
• Sebagai pusat pengendalian, pengawasan serta evaluasi
penyelenggaraan kebijakan yang dilaksanakan di lapangan ( di daerah ).
• Sebagai pusat koordinasi lintas sektoral, Dephan dengan Departemen /
lembaga / instansi terkait dalam penyelenggaraan kegiatan Bela Negara
yang meliputi 3 ( tiga ) kegiatan yaitu : KCPN, KPPN dan Dikwar ( PKBN ).
• Diperlukan sebagai konsekwensi implementasi pembentukan &
pembinaan komponen cadangan, penataan komponen pendukung serta
penyelenggaraan Dikwar ( PKBN ).
• Sebagai pusat pengendalian, pengawasan serta evaluasi
penyelenggaraan kebijakan yang dilaksanakan di lapangan ( di daerah ).
• Sebagai pusat koordinasi lintas sektoral, Dephan dengan Departemen /
lembaga / instansi terkait dalam penyelenggaraan kegiatan Bela Negara
yang meliputi 3 ( tiga ) kegiatan yaitu : KCPN, KPPN dan Dikwar ( PKBN ).

PERUMUSAN & LAKS
JAK BIN POTHAN
PERUMUSAN
JAK BIN
POT SDAB
PERUMUSAN
JAK BIN POT
SDM
PERUMUSAN
JAK BIN
PKBN
PERUMUSAN
JAK BIN
POTRANA
BIN
KOMP CAD
BIN
PKBN
LAKS. JAK BIN POTHAN
( BELA NEGARA CENTRE )
BIN
KOMP DUK
BIN
DIK NON FORMAL
BIN
DIK FORMAL
BIN POT
SDAB
BIN POT
SDM
BIN POT
RANA
BIN
TA/PROFESI
BIN
PARAMIL
BIN
INDUS STRA
BIN
SDAB/RANA
BIN
W.N
INDIV/POK MASY
FUNGSI
PIMPINAN
FUNGSI
PERUMUS
KEBIJAKAN
FUNGSI
PELAKSANA
PUSAT
PERUMUSAN & LAKS
JAK BIN POTHAN
PERUMUSAN
JAK BIN
POT SDAB
PERUMUSAN
JAK BIN POT
SDM
PERUMUSAN
JAK BIN
PKBN
PERUMUSAN
JAK BIN
POTRANA
BIN
KOMP CAD
BIN
PKBN
LAKS. JAK BIN POTHAN
( BELA NEGARA CENTRE )
BIN
KOMP DUK
BIN
DIK NON FORMAL
BIN
DIK FORMAL
BIN POT
SDAB
BIN POT
SDM
BIN POT
RANA
BIN
TA/PROFESI
BIN
PARAMIL
BIN
INDUS STRA
BIN
SDAB/RANA
BIN
W.N
INDIV/POK MASY
FUNGSI
PIMPINAN
FUNGSI
PERUMUS
KEBIJAKAN
FUNGSI
PELAKSANA
PUSAT

665544332211
------vvMenyusunMenyusun program &program & anggarananggaran pembentukanpembentukan sertaserta
pembinaanpembinaan KCPNKCPN
66
------vvMerencanakanMerencanakan PosturPostur KCPNKCPN
((jangkajangka pendekpendek,, sedangsedang && panjangpanjang))
55
--vv----MenyusunMenyusun Juklak/JuknisJuklak/Juknis PembinaanPembinaan KCPNKCPN
((membantumembantu Pemerintah/DephanPemerintah/Dephan sesuaisesuai dgndgn UU TNIUU TNI
PasalPasal 7 (2b)).7 (2b)).
44
------vvMenyusunMenyusun && MenetapkanMenetapkan PolaPola PembinaanPembinaan KCPNKCPN33
------vvMenyusunMenyusun PeraturanPeraturan PerundangPerundang--undanganundangan
(PP,(PP, PerpresPerpres,, PermenPermen))
22
------vvMenyusunMenyusun UndangUndang--UndangUndang KCPNKCPN11
PEMDAPEMDATNITNIPTFPTFDEPHANDEPHANK E G I A T A NK E G I A T A NNONO
Matriks Pembinaan Komponen Cadangan
Pertahanan Negara ( KCPN )
665544332211
------vvMenyusunMenyusun program &program & anggarananggaran pembentukanpembentukan sertaserta
pembinaanpembinaan KCPNKCPN
66
------vvMerencanakanMerencanakan PosturPostur KCPNKCPN
((jangkajangka pendekpendek,, sedangsedang && panjangpanjang))
55
--vv----MenyusunMenyusun Juklak/JuknisJuklak/Juknis PembinaanPembinaan KCPNKCPN
((membantumembantu Pemerintah/DephanPemerintah/Dephan sesuaisesuai dgndgn UU TNIUU TNI
PasalPasal 7 (2b)).7 (2b)).
44
------vvMenyusunMenyusun && MenetapkanMenetapkan PolaPola PembinaanPembinaan KCPNKCPN33
------vvMenyusunMenyusun PeraturanPeraturan PerundangPerundang--undanganundangan
(PP,(PP, PerpresPerpres,, PermenPermen))
22
------vvMenyusunMenyusun UndangUndang--UndangUndang KCPNKCPN11
PEMDAPEMDATNITNIPTFPTFDEPHANDEPHANK E G I A T A NK E G I A T A NNONO
Matriks Pembinaan Komponen Cadangan
Pertahanan Negara ( KCPN )

PEMDAPEMDATNITNIPTFPTFDEPHANDEPHANK E G I A T A NK E G I A T A NNONO
------vvk.k. PengakhiranPengakhiran
--vv----j.j. PenggunaanPenggunaan
----vvvvi.i. Pengerahan/mobilisasiPengerahan/mobilisasi
----vvvvh.h. PerawatanPerawatan
--vv----g.g. PengorganisasianPengorganisasian
--vv----f.f. PelatihanPelatihan
----vvvve.e. PemeriPemerksaaniksaan
vv--vvvvd.d. Perekrutan/pemanggilanPerekrutan/pemanggilan
vv--vvvvc.c. PemilahanPemilahan
vv--vvvvb.b. KampanyeKampanye
----vvvva.a. PendataanPendataan
MelaksanakanMelaksanakan pembentukanpembentukan && pembinaanpembinaan KCPNKCPN77
PEMDAPEMDATNITNIPTFPTFDEPHANDEPHANK E G I A T A NK E G I A T A NNONO
------vvk.k. PengakhiranPengakhiran
--vv----j.j. PenggunaanPenggunaan
----vvvvi.i. Pengerahan/mobilisasiPengerahan/mobilisasi
----vvvvh.h. PerawatanPerawatan
--vv----g.g. PengorganisasianPengorganisasian
--vv----f.f. PelatihanPelatihan
----vvvve.e. PemeriPemerksaaniksaan
vv--vvvvd.d. Perekrutan/pemanggilanPerekrutan/pemanggilan
vv--vvvvc.c. PemilahanPemilahan
vv--vvvvb.b. KampanyeKampanye
----vvvva.a. PendataanPendataan
MelaksanakanMelaksanakan pembentukanpembentukan && pembinaanpembinaan KCPNKCPN77

TERIMA KASIH TERIMA KASIHTERIMA KASIH

Sabtu, 10 April 2010

struktur organisasi kepramukaan nasional

Susunan Organisasi Pramuka

SUSUNAN PENGURUS KWARTIR NASIONAL PERIODE 2003 � 2008

Prof.Dr.dr.H. Azrul Azwar, MPH.
Ketua Kwarnas
(Dirjen Binkesmas, Depkes)



dr.Amoroso Katamsi, SpKj.
Waka Bid.Organisasi, Ren & Litbang
(Dir.RS Islam Cilacap)
Ismeth Abdullah, SE
Waka Bid. Pendanaan
Pjs. Gubernur Kepulauan Riau
(Ketua Otorita Batam)



Parni Hadi
Waka Bid. AbdiMas
dan Humas
(Wartawan)

Endy R. Atmasulistya
Waka Bid. Dik. & Pemb. Keanggotaan
(Pensiunan)


Dr.Fasli Jalal, PhD
Waka Bidang Hub Luar Negeri
(Dirjen PLS Depdiknas)

dr.Joedyaningsih SW, MSc.(PH)
Sekretaris Jenderal
(Konsultan Depkes)


P.A.Kodrat P., SKM, MKes
Wk.Sekjen
(Pegawai Depkes

Drs.H.U.Muchtar MSi, MG
Annas Bina Organisasi
(Waka Kwarda Jabar)


Dra. Mariati Soetijono, MS
Annas Bina Organisasi
(Dosen)
Ir.H.Agus Wahyudi, MM
Annas Bina Organisasi
(Pegawai Dephut)

Drs. Anang Suparman
Annas Bina Anggota
(Pegawai Pemda DKI)
Susi Yuliati
Annas Bina Anggota
(Wk. Sekjen DHN45)



Drs. Zerry Novian, MSi
Annas Bina Anggota
(Yayasan)


Drs.H. Muchtar Ali, MHum
Annas Roh. Islam
Pegawai Depag
Drs. F.X.Nurwijono Annas Roh."Katholik
(Pegawai Depag)



A.L.Tindigo, SPak,MSi
Annas Roh. Protestan
(Pegawai Depag)

Drs. Dasikin
Annas Roh. Budha
(Pegawai Depag)





I Wayan Sugimawa, SAg
Annas Roh. Hindu
(Pegawai Depag)


Brata Triyana Harjasubrata
Annas Abdi Mas
(Direksi PT. Nestle Indonesia)



Ir. Adi Pamungkas
Annas Abdi Mas
(Pegawai Swasta)




dr. Faizati Karim, MPH
Annas Abdi Mas
(Dir Kesehatan Komunitas Depkes)




Untung Widianto
Annas Ur. Humas
(Wartawan)





Eny Hardjantho
Annas Ur. Humas
(Wartawan)






Irwan Yulianto, MPH
Annas Ur. Humas
(Wartawan)






Drs. Gunawan Pranoto
Annas Ur.Pendanaan
(Dirut PT.Kimia Farma)



Hj.Endang B.Purnomo
Annas Ur.Pendanaan
(Kom.Pt.Blue Bird)




Drs.F.A.Suhardi Soeteja
Annas Ur.Pendanaan
(Direksi PT. Indofood)




Umar Lubis, MSc.
Annas Ur.Pendanaan
(Staf Ahli Otorita Batam)











Drs.Victor S.Ringo Ringo
Annas Ur.Pendanaan
(Direksi PT. Sari Husada)




Ir.Singgih Setyo Sayogo
Annas Kor.Unit Usaha
(Kwarda Jatim)




Drs.H.S.Soemaryoto
Annas Kor.Unit Usaha
(Pensiunan)



Turdja"i, MPD
Annas Urs. Diklat
(Dosen)




Dra.Hj.MUN Kusumanti
Annas Ur. Diklat
(Purnawirawan Kowad)




Ir. Bayu Tresna
Annas Ur. Diklat
(Kwarda Jabar)



Drs.H.Joko Mursito, MSi
Annas Ur.Litbang
(Pemb. Rektor)




Drs.Faried Wadjdi, MPd,MM
Annas Ur.Litbang


Dra. Lena Nuryanthi, MPd
Annas Ur. Litbang
(Dosen)



Drs.R.Yudhi Antono, SE.
Annas Ur.Kerjasama
(Dosen UI)




Ida Farida Surjadi
Annas Ur. Kerjasama
(Pegawai Pertamina)




Fahmi Assegaf, SH.
Annas Ur. Kerjasama












Drs.Ahmad Rusdi
Annas Ur.Hublu
(Ka Biro Protokol Kepresidenan)







Marietta Aisyah Widjonarko
Annas Ur. Hublu
(Wiraswasta)



Drs.HOK. Nizami Jamil
Annas Korwil Sumatera
(Kwarda Riau)




H.Mursyid Arsyad, SH
Annas Korwil Sumatera
(Kwarda Lampung)




Drs.H.Adang Rukhiyat, MPd
Annas Korwil Jawa
(Kwarda DKI)



Dra.H. Sri Hardani Hadikusumo
Annas Korwil Jawa
(Kwarda DIY)




Drs. Made Samba
Annas Korwil Bali, NTB, NTT
(Kwarda Bali)




Jan Ridwan Bakary
Annas Korwil Bali, NTB, NTT
(Kwarda NTB)



H.Suryadi MS, SSos
Annas Korwil Kalimantan
(Kwarda Kalbar)






Drs. H. Dahri
Annas Korwil Kalimantan
(Kwarda Kalsel)











Dr.dr.H.Noer Bahry Noer, MSc
Annas Korwil Sulawesi
(Kwarda Sulsel)

Drs.Abdullah Paneo, MBA
Annas Korwil Sulawesi
(Kwarda Gorontalo)




Amos Asmuruf, SH
Annas Korwil Maluku & Papua
(Kwarda Papua)




Dra. Paula B. Ranyaan
Annas Korwil Maluku & Papua
(Kwarda Maluku)











Irjen Pol Drs.Dewa K.G.Astika
Pin Saka Bhayangkara
(Pati Polri)




Laksma TNI Agung Budi Raharjo
Pin Saka Bahari
(Pati TNI AL)













Marsda TNI Eko Edi Santoso Pin Saka Dirgantara
(Pati TNI AU)





Sinis Munandar
Pin Saka Tarina Bumi
(Ka Badan Litbang Deptan)






Ir. Wahyudi Wardoyo MS
Pin Saka Wanabakti
(Sesjen Dephut)






Drs.Imam Hariyadi, MSc
Pin Saka Kencana
(Deputi Ketua BKKBN)





Rio Ashadi
Ketua DKN
(Mahasiswa)







Ella Novrianti
Wakil Ketua DKN
(Mahasiswa)
Menu Utama

* Halaman Utama
* Daftar Pramuka
* Daftar Jota-Joti
* Berita
* Artikel
* Informasi
* Edaran
* Dokumen
* Forum
* Masukan Saran
* Album
* Tanya Jawab
* Email
* Newsletter

E - Database

* E - Register Anggota
* E - Register Jota-Joti
* E - Register Gudep
* E - Register Kwartir

Arsip

* Berita
* Artikel
* Dokumen
* Edaran

kalender
April 2010
M T W Th Fr St Sn
1 2 3 4
5 6 7 8 9 10 11
12 13 14 15 16 17 18
19 20 21 22 23 24 25
26 27 28 29 30
Kegiatan Selanjutnya

*
Perkemahan Wirakarya Nasional 2010 - ACEH

Pramuka Link

* WOSM
* Web Media Pramukanet
* Web Pramuka Smada Ngawi
* Kwarcab Cilegon
* Blog Festival Gunung Puntang
* Blog Pram SMPN3 Jombang
* Blog Siaga SDN Nolobangsan
* Web Gudep Pramadewa JKT
* Web PRIOS
* Blog Gudep PGDA Depok Asri
* Web Gudep SMKN 3 Yogya
* Web Racana Diponegoro
* Web Pramuka UIN Syarif JKT
* Web Artikel ES Ito
* Kwarcab Bengkalis
* Kwarcab Semarang
* Web Pramuka ITS
* Web Saka Bahari Jogja
* Web Perkempinas 2009
* KWARDA ACEH
* blog sdm pintar

Kontak Administrator

Didoy
Album
Polling
Apa Saran terpenting anda tentang PINTAR?
A:Pelatihan ICT
B:Jaringan Pintar
C:Lapangan kerja
D:dirikan Pusdiklat

Lihat Grafik
Album
video
UK World Jamboree
01/08/2007
UK World Scout Jamboree
Diddoy

Asean Scout Jambore

KOMTI - Komunitas Muda Telematika Indonesia
Online
produk - produk dan organisasi pramuka


Hak Cipta 2008 Pintar Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Kritik/Saran

SILAHKAN DIBACA.,,,,SEMOGA BERMANFAAT

Pengertian Kepramukaan

Kepramukaan pada hakekatnya adalah :

1. Suatu proses pendidikan dalam bentuk kegiatan yang menyenangkan bagi anak dan pemuda di bawah tanggungjawab orang dewasa;
2. Yang dilaksanakan di luar lingkungan pendidikan sekolah dan di luar lingkungan pendidikan keluarga dan di alam terbuka;
3. Dengan menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

Sifat Kepramukaan

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepramukaan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepramukaan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :

1. Nasional , yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepramukaan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.
2. Internasional , yang berarti bahwa organisasi kepramukaan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pramuka dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.
3. Universal , yang berarti bahwa kepramukaan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.

Fungsi Kepramukaan

Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai :

1. Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda

Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan sekadar main-main, yang hanya bersifat hiburan saja, tanpa aturan dan tujuan, dan tidak bernilai pendidikan. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.

2. Pengabdian bagi orang dewasa

Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

3. Alat bagi masyarakat dan organisasi

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.

Istilah Gerakan Pramuka dan Pramuka

Gerakan Pramuka adalah nama organisasi yang merupakan wadah proses pendidikan kepramukaan yang dilaksanakan di Indonesia. Sebelum tahun 1961 di Indonesia pernah berdiri berbagai macam organisasi kepramukaan seperti Pandu Rakyat Indonesia, Kepanduan Bangsa Indonesia, Hizbul Waton dan lain-lain. Sekarang hanya satu organisasi yang disebut Gerakan Pramuka.

Pramuka merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang berusia antara 7 sampai dengan 25 tahun, dan berkedudukan sebagai peserta didik, yaitu sebagai Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing. Disamping itu kata Pramuka juga dapat diartikan praja muda karana, yaitu rakyat muda yang suka berkarya.

Lambang Pramuka

Uraian arti kiasan lambang Gerakan Pramuka.

Satu :
Buah Nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal dan istilah cikal bakal di Indonesia berarti : penduduk asli yang pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah Nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia

Dua :
Buah Nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet serta besar tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.

Tiga :
Nyiur dapat tumbuh di mana saja, yang membuktikan besarnya daya-upayanya dalam menyesuaikan dirinya dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimanapun juga.

Empat :
Nyiur bertumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi lambang itu mengkiaskan, bahwa tiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni yang mulia dan djudjur dan ia tetap tegak tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu.

Lima :
Akar Nyiur yang bertumbuh kuat dan erat di dalam tanah melambangkan bahwa tekad dan kejakinan tiap Pramuka mempunyai dan berpegang kepada dasar-dasar dan landasan-landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

Enam :
Nyiur adalah pohon yang serbaguna, dari ujung hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan bahwa tiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

Jika mau tau rinci tentang pramuka, sejarahnya dan kegiatan-kegiatannya bisa membuka atau mengakses websitenya, yaitu : www.pramukasmangawwen.blogspot.com
Salam Pramuka!
Materi Pramuka Penegak Dan Pandega
Raimuna
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.

Gladian Pimpinan Satuan
adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga dan pengurus Dewan Ambalan/Racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.

Perkemahan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Saptu Minggu (Persami), Perkemahan Jum’at Saptu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.

Perkemahan Wirakarya (PW)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler,

khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.

Perkemahan Antar (Peran) Saka
adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.

Pengembaraan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.

Latihan Pengembangan Kepemimpinan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.

Latihan Pengelola Dewan Kerja
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.

Kursus Instruktur Muda
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.

Penataran, Seminar, dan Lokakarya
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.

Sidang Paripurna
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun program, dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.

Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.

DKA

Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega PDF Print E-mail
admin
Written by Avif Istanto
Saturday, 09 August 2008 14:49

Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang selanjutnya disingkat Dewan Kerja adalah wadah pembinaan dan pengembangan kaderisasi kepemimpinan ditingkat Kwartir yang beranggotakan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Puteri Putera, bersifat kolektif dan kolegial yang merupakan bagian integral dari Kwartir, berkedudukan sebagai badan kelengkapan Kwartir yang diberi wewenang dan kepercayaan untuk mengelola Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega.

Dewan Kerja mempunyai tugas pokok melaksanakan keputusan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri Putera untuk mengelola Pramuka Penegak dan Pandega sesuai dengan rencana kerja Kwartirnya., Mengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di Kwartirnya., Mendukung Dewan Kerja dan wadah pembinaan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang berada di wilayahnya secara koordinatif dan konsultatif dan menyelenggarakan Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega Puteri Putera di tingkat Kwartirnya.

Organisasi Dewan Kerja mengikuti organisasi kwartir, yaitu Dewan Kerja Ranting, Cabang, Daerah dan Nasional dengan masa bhakti juga mengikuti masa bhakti Kwartir.

Bentuk hubungan kerja Dewan Kerja dengan Kwartir dalam kedudukannya sebagai badan kelengkapan Kwartir adalah hubungan koordinasi, konsultasi, dan informasi dalam merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan tugas pokoknya. Sedangkan hubungan antar Dewan Kerja antar Dewan Kerja yang berbeda jajaran adalah dari jajaran yang lebih tinggi ke bawah, berupa bimbingan, koordinasi, konsultasi dan informasi. Sedangkan jajaran dari jajaran yang lebih bawah keatas adalah koordinasi, konsultasi dan pelaporan. Sedangkan Dewan Kerja yang setingkat adalah hubungan koordinasi, informasi dan kerjasama.
Kegiatan Pramuka
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Regu Pramuka Penggalang putri sedang menikmati makan disela-sela kegiatan

Dalam Kepramukaan terdapat banyak kegiatan. Pada prinsipnya semua kegiatan yang sesuai dengan PDK dan MK adalah kegiatan kepramukaan, akan tetapi terdapat kegiatan-kegiatan yang biasa bahkan rutin dilakukan dalam kepramukaan.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka
* 2 Kegiatan Pramuka Siaga
* 3 Kegiatan Pramuka Penggalang
o 3.1 Jambore
o 3.2 Lomba Tingkat
o 3.3 Perkemahan Bhakti
o 3.4 Dianpinru
o 3.5 Perkemahan
o 3.6 Forum Penggalang
o 3.7 Penjelajahan
* 4 Kegiatan Pramuka Penegak-Pandega
o 4.1 Raimuna
o 4.2 Gladian Pimpinan Satuan
o 4.3 Perkemahan
o 4.4 Perkemahan Wirakarya
o 4.5 Perkemahan Bhakti
o 4.6 PERAN SAKA (Perkemahan Antar Saka)
o 4.7 Pengembaraan
o 4.8 Latihan Pengembangan Kepemimpinan
o 4.9 PPDK
o 4.10 Kursus Instruktur Muda
o 4.11 Penataran, Seminar dan Lokakarya
o 4.12 Sidang Paripurna
o 4.13 Musppanitera
o 4.14 Ulang Janji
* 5 Kegiatan Pramuka Dewasa

[sunting] Kegiatan yang dapat diikuti semua golongan Pramuka

* Jamboree On The Air (JOTA) dan Jambore On The Internet (JOTI), adalah pertemuan Pramuka melalui udara, bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) dan pertemuan Pramuka melalui internet. Kedua kegiatan ini dilaksanakan secara serentak. Kegiatan ini diselenggarakan di tingkat nasional dan internasional.
* Estafet Tunas Kelapa ETK, adalah kirab Pramuka secara estafet dengan membawa obor, Bendera Merah Putih dan Panji Kepramukaan yang dilaksanakan oleh Kwartir Daerah dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun Pramuka. Estafet dimulai dari beberapa titik pemberangkatan dan berakhir di arena Upacara HUT tingkat Daerah. Petugas ETK biasanya dari Pramuka Penggalang, Pramuka penegak dan Pramuka Pandega.
* Perkemahan dan/atau upacara Hari Ulang Tahun Pramuka.

[sunting] Kegiatan Pramuka Siaga

Selain kegiatan latihan rutin, Pramuka Siaga mempunyai kegiatan:

* Pesta Siaga

Pesta Siaga adalah pertemuan untuk golongan Pramuka Siaga. Pesta Siaga diselenggarakan dalam dan/atau gabungan dari bentuk: Permainan Bersama (kegiatan keterampilan kepramukaan yang dikemas dengan permainan), Pameran Siaga, Pasar Siaga (simulasi situasi di pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga), Darmawisata, Pentas Seni Budaya, Karnaval, Perkemahan Satu Hari (Persari).
[sunting] Kegiatan Pramuka Penggalang
[sunting] Jambore

* Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting, Jambore Cabang, Jambore Daerah, Jambore Nasional, Jambore Regional dan Jambore se-Dunia.

[sunting] Lomba Tingkat

* Lomba Tingkat (LT) adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perlombaan beregu atau perorangan atas nama regu yang mempertandingkan sejumlah ketrampilan. Lomba tingkat dilaksanakan dalam bentuk perkemahan. Lomba tingkat terdiri atas: LT-I (tingkat gugus depan), LT-II (tingkat Kwartir Ranting), LT-III (tingkat Kwartir Cabang), LT-IV (tingkat Kwartir Daerah) dan LT-V (tingkat Kwartir Nasional).

[sunting] Perkemahan Bhakti

* Perkemahan Bakti (PB) adalah kegiatan Pramuka Penggalang dalam rangka bhakti pada masyarakat yang biasanya berwujud peran serta dalam kegiatan pembangunan.

[sunting] Dianpinru

* Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru adalah kegiatan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru), yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang.

[sunting] Perkemahan

Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Pelantikan Penggalang Baru, Perkemahan Kenaiakan Tingkat (dari Penggalang Ramu ke Penggalang Rakit atau dari Penggalang Rakit ke Penggalang Terap), Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya. perkemahan juga merupakan gerakan penghibur dan pengetahuan bagi mereka yang tak pernah mengenal dunia luar. selain itu perkemahan juga dapat dipakai oleh penggalang muhammadiyah yang sering disebut HIZBUL WATHAN.
[sunting] Forum Penggalang

* Forum Penggalang adalah pertemuan Pramuka Penggalang untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari kegiatan ini adalah untuk pengenalan demokratisasi dan pembelajaran metode pemecahan masalah sebagai modal bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang.

[sunting] Penjelajahan

* Penjelajahan, adalah pertemuan Pramuka Penggalang berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.

[sunting] Kegiatan Pramuka Penegak-Pandega
Raimuna Nasional VIII
[sunting] Raimuna

Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional. Kata Raimuna berasal dari bahasa suku Asli di wilayah Yapen Waropen-papua, yang berasal dari kata Rai dan Muna yang artinya pertemuan ketua suku dalam suatu forum yang menghasilkan suatu tujuan suci untuk kepentingan bersama.

Raimuna Nasional VIII yang diadakan pada tahun 2003 merupakan Raimuna Nasional pertama yang diadakan diluar "kebiasaan" , Raimuna Nasional VIII diadakan di Taman Candi Prambanan-Yogyakarta , biasanya Raimuna Nasional diselenggarakan di BUPERTA WILADATIKA - CIbubur-Jakarta. Untuk Raimuna Nasional yang akan datang (Raimuna Nasional IX tahun 2008), akan dilaksanakan kembali di BUPER WILADATIKA - Cibubur-Jakarta Timur .
[sunting] Gladian Pimpinan Satuan

Gladian Pimpinan Satuan, adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.kwatir daerah suk ,kwatir nasional................
[sunting] Perkemahan

Perkemahan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Sabtu Minggu (Persami), Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.
[sunting] Perkemahan Wirakarya

Perkemahan Wirakarya (PW), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler, khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
[sunting] Perkemahan Bhakti

Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.
[sunting] PERAN SAKA (Perkemahan Antar Saka)

Perkemahan Antar (Peran) Saka, adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.
[sunting] Pengembaraan

Pengembaraan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
[sunting] Latihan Pengembangan Kepemimpinan

Latihan Pengembangan Kepemimpinan, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.
[sunting] PPDK

Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Dewan Kerja untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai pengelolaan Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja di wilayah binaannya dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.
[sunting] Kursus Instruktur Muda

Kursus Instruktur Muda, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.
[sunting] Penataran, Seminar dan Lokakarya

Penataran, Seminar, dan Lokakarya, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.
[sunting] Sidang Paripurna

Sidang Paripurna, adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang tergabung dalam Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja/kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.
[sunting] Musppanitera

Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.
[sunting] Ulang Janji

Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega dan Anggota Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang Tahun Pramuka.
[sunting] Kegiatan Pramuka Dewasa

Pramuka Dewasa adalah Pembantu Pembina, Pembina, Intruktur, Andalan dan anggota Majlis Pembimbing. Kegiatannya antara lain:

1. Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar (KMD)
2. Kursus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan (KML)
3. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD)
4. Kursus Pelatih Pembina Pramuka Lanjutan (KPL)
5. Musyawarah Gugusdepan (Mugus), Musyawarah Ranting (Musran), Musyawarah Cabang (Muscab), Musyawarah daerah (Musda) dan Musyawarah Nasional (Munas)
6. Ulang Janji

undangan

bagi semua bantara dan penegak sma ngawen..... ayo ikut blog ini!!!!

Jumat, 09 April 2010

materi pramuka

materi pramuka akan segera tampil