Minggu, 09 Mei 2010

kompas bidik

TEKNIK MENAKSIR DENGAN KOMPAS BIDIK
PostDateIcon March 3rd, 2010 | PostAuthorIcon Author: admin

Kompas adalah alat bantu untuk menentukan arah mata angin. Bagian-bagian kompas yang penting antara lain :

1. Dial, yaitu permukaan di mana tertera angka dan huruf seperti pada permukaan jam.
2. Visir, yaitu pembidik sasaran
3. Kaca Pembesar, untuk pembacaan pada angka
4. Jarum penunjuk
5. Tutup dial dengan dua garis bersudut 45
6. Alat penggantung, dapat juga digunakan sebagai penyangkut ibu jari untuk menopang kompas pada saat membidik.
Angka-angka yang ada di kompas dan istilahnya

North = Utara = 0
North East = Timur Laut = 45
East = Timur = 90
South East = Tenggara = 135
South = Selatan = 180
South West = Barat Daya = 225
West = Barat = 270
North West = Barat Laut = 325

Cara Menggunakan Kompas

1.Letakkan kompas anda di atas permukaan yang datar. setelah jarum kompas tidak bergerak lagi, maka jarum tersebut menunjuk ke arah utara magnet.

2.Bidik sasaran melalui visir dengan kaca pembesar. Miringkan sedikit letak kaca pembesar, kira-kira 50 di mana berfungsi untuk membidik ke arah visir dan mengintai angka pada dial.

3.Apabila visir diragukan karena kurang jelas dilihat dari kaca pembesar, luruskan saja garis yang terdapat pada tutup dial ke arah visir, searah dengan sasaran bidik agar mudah dilihat melalui kaca pembesar.

Metode menaksir lebar yang dapat dipergunakan antara lain :
1.Melempar Tali

Cara ini bisa dikatakan mudah apabila sungai atau lebar yang diukur tidak terlalu lebar sehingga mudah untuk melemparkan tali ke seberang. Kemudian tali yang ditandai untuk mengukur tersebut diukur panjangnya.

2.Cara Segitiga
Cara ini digambarkan sebagai berikut :
Rumus :
Jika A = B maka C = D

dimana C adalah lebar sungai yang dapat diukur dari panjang D

atau cara segitiga berikut :

harga kompas bidik

kompas bidik mah 50 rebu juga udah dapet. Bisa dicari di toko yang ngejual
peralatan outdoor. cuman biasanya rada dangdut alis suka gerak-gerak kalo mu
nyocokin arah.
tapi kalo kompas bidiknya mau yang standar tentara sebijinya bisa nyampe 500
rebuan
tapi kompas dangdut juga udah lumayan koq
^^

ahmad
www.dasarburung.wordpress.com

atikcool <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
walah rod kaya kurang relasi wae...lak yo neng arwana apa madawirna
ana. nek kurang adoh yo kuwi si om...dia kan ikutan mapala. pasti ada materi
bidik membidik cewek...eh dudu ding...yo apa lah sing dibidik. kayane mlebu
materi orientasi yo ... aku yo gak patek donk. pernah temen cerita dia di
mapala gitu, nah ikut lomba cari jejak po piye...ngaggo kompas. gur diwenehi
ordinat2te. tur yo jangan tanya aku sama via, jelas maping diragukan,
hahahahaha. sip deh, met cari2...

Dwi Jatmiko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mohon bantuan temen2, saya sedang
menyiapkan penelitian tentang home range Gelatik Jawa. Salah satu kebutuhan
alat yang belum ada adalah kompas bidik. Untuk itu saya mohon bantuan
infonya....
Dimana saya bisa meminjam/ membeli kompas bidik?
Kalau ada yang lebih tahu lagi, kira2 harganya berapa?

Matur nuwun,

Jarot




---------------------------------
Bergabunglah dengan orang-orang yang berwawasan, di bidang Anda di Yahoo!
Answers


Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com




---------------------------------
You rock. That's why Blockbuster's offering you one month of Blockbuster Total
Access, No Cost.

* [SBI-InFo] tanya Kompas Bidik Dwi Jatmiko
o Re: [SBI-InFo] tanya Kompas Bidik atikcool
+
Re: [SBI-InFo] tanya Kompas Bidik Ahmad Bio_unpad
+ Re: [SBI-InFo] tanya Kompas Bidik Ahmad Bio_unpad
o Re: [SBI-InFo] tanya Kompas Bidik Kang Bas

*
Kirim email ke

kompas

LATIHAN MENGGUNAKAN KOMPAS BIDIK
Posted on 1 November 2009 by XP2 Scout
1 Votes

Quantcast

XP2 Scout Weekend News - Latihan minggu ke-3 adik-adik Pramuka Gudep Pangkalan SMPN 2 Kalipuro diisi dengan kegiatan pengenalan Kompas dan membuat peta sederhana. Kegiatan ini bertujuan untuk memberi bekal pengetahuan dan ketrampilan kepada adik-adik Penggalang dalam hal menggunakan kompas bidik, membaca kompas, mencatat data, dan menggambarkan dalam sebuah bentuk peta sederhana.
kompas

Kompas bidik yang digunakan oleh peserta latihan (xp2's)

Seperti biasa kegiatan dimulai pukul 13.30, adik-adik penggalang berbaris menurut regunya masing-masing di halaman sekolah. Kegiatan dimulai dengan do’a dan pemberian penjelasan singkat tentang tujuan kegiatan kepada adik-adik Penggalang oleh Kak Wisnu. Usai penjelesan adik-adik secara beregu berangkat menuju lokasi yang letaknya kurang lebih 100 meter dari sekolah melewati sebuah lembah sungai kering. Tak lupa sebelum berangkat ke lokasi praktek setiap regu dibagikan satu kompas bidik. Tiga kakak pembina mendampingi kegiatan adik-adik kali ini, yaitu Kak Wisnu, Kak Blaster, dan Kak Aris.

Tak memerlukan waktu yang lama semua peserta latihan telah sampai di lokasi latihan. Lokasi latihan berupa tanah datar yang letaknya agak tinggi. Dulunya lokasi ini merupakan ladang, namun kemudian tidak dirawat. Disebelah timur terdapat kebun mangga yang nampaknya juga tidak terawat. Dataran luas berumput dengan beberapa pepohonan menjadikan tempat tersebut bagus untuk kegiatan latihan membidik kompas. Adik-adik dapat membidik sasaran dengan mudah karena pandangan yang bebas tak terhalang.

Kembali adik-adik berbaris di tengah-tengah lapangan rumput. Panas terik matahari tak menyurutkan niat mereka untuk belajar. Untuk mencairkan suasana dan memberikan semangat kepada adik-adik Kak Blaster mengajari adik-adik sebuah lagu sederhana. Setelah itu Kak Wisnu mengajak adik-adik untuk mencari tempat yang teduh di bawah jajaran pohon mangga untuk mendapat penjelasan bagaimana cara menggunakan kompas bidik.
membidik

Kak Wisnu membimbing adik-adik membidik sasaran (xp2's)

Dengan menggunakan sebuah kompas Kak Wisnu menjelaskan bagaimana cara memegang kompas bidik yang benar. Kompas dipegang dengan tangan kanan dengan posisi seperti orang membidik dengan menggunakan pistol. Dan posisi dari kompas harus dalam posisi datar dan mantab (stabil). Agar posisinya mantab dan stabil pembidik harus jongkok dan mengarahkan bidikan pada obyek sasaran (Uraian lengkap mengenai cara penggunaan kompas bidik akan kita coba uraikan pada posting lain). Usai penjelasan dari Kak Wisnu giliran adik-adik mempraktekkan apa yang telah dicontohkan oleh Kak Wisnu. Ketiga Kakak Pembina dengan telaten dan sabar membimbing adik-adik menggunakan kompas bidik.

Usai melakukan bidikan pada sasaran adik-adik membaca sudut yang tertera pada kompas. Selanjutnya mereka catat dalam buku catatan mereka. Setelah itu adik-adik berjalan menuju obyek yang mereka bidik dan menghitung langkah. Data ini pun mereka catat kembali di buku catatan. Demikian terus mereka ulangi, sampai mereka berhasil membidik tiga sasaran. Usai membidik dan mencatat data mereka mencoba menuangkan hasil bidikan mereka pada sebuah peta sederhana. Dengan bimbingan Kak Blaster dan Kak Wisnu adik-adik berhasil membuat peta sederhana dari data yang mereka kumpulkan.

Ketika hari sudah mulai sore, seluruh regu telah menyelesaikan kegiatan membuat peta mereka. Hasil kerja mereka walau masih sederhana tetapi sudah menunjukkan bahwa mereka mulai memahami bagaimana cara penggunaan kompas di lapangan. Usai kegiatan adik-adik kembali berkumpul untuk melakukan evaluasi apa yang telah mereka lakukan pada latihan sore itu. Sebelum kegiatan latihan diakhiri Kak Wisnu memberikan penghargaan kepada salah satu adik Penggalang yang telah rajin mengikuti latihan. Penghargaan berupa pin tunas kelapa yang disematkan pada bajunya, diiringi tepuk tangan meriah dari adik-adik yang lain. Akhirnya kegiatan sore itu ditutup dengan do’a. Keheningan suasana di atas dataran luas itu mengiringi do’a adik-adik Penggalang.

Memang yang dipelajari oleh adik-adik sore itu masih sangat sederhana. Namun dasar-dasar penggunaan kompas bidik ini kelak akan sangat berguna bagi adik-adik yang ingin belajar lebih lanjut tentang cara membaca peta.

Baca juga:

* Perkemahan Pelantikan Penggalang Ramu
* Kegiatan Ujian Kecakapan Khusus Juru Masak dan Penata Meja Makan
* Pasukan Bumi Belambangan di Arena Jelajah Situs Sejarah Bangsa GPP Blitar Tahun 2009
* Kemah Gembira di Gudep Ceria
* Latihan Jelajah dengan Kompas dan Membuat Peta Rute Perjalanan
* Apel Akbar dalam Memperingati HUT ke-48 Pramuka se-Wilayah Kwartir Cabang Banyuwangi
* Meretas Jejak Melintas Alam
* Kiat Menghilangkan Kebosanan LDKS
* Bukan Artikel Resep
* Pendidikan dan Pelatihan Pembina Gugus Depan se-Kabupaten Banyuwangi
* Berlatih Pioneering
* Jala Warsa Pratama 2010 Muara dari Aktivitas Gugus Depan

TKK

* Home
* About
* Archives

Pramuka Online Netima
Tanda Kecakapan Khusus Pramuka
undefined undefined

Dalam kepramukaan, Tanda Kecakapan Khusus (TKK) adalah tanda yang diberikan kepada peserta didik sebagai bentuk apresiasi atas kemampuan seorang peserta didik dalam suatu bidang tertentu. TKK bersifat opsional bagi peserta didik, sehingga seorang peserta didik dapat memiliki TKK yang berbeda dari peserta didik lain. TKK jumlahnya saat ini mencapai puluhan, dan kemungkinan akan ditambah seiring dengan kemajuan teknologi.Untuk memperoleh suatu TKK, seorang Pramuka harus mampu menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Khusus dalam bidang tersebut.

Pemasangan TKK
TKK dipasang di lengan sebelah kanan baju seragam, dengan dua pilihan pemasangan, yaitu
• Melintang, dua jari dibawah lambang Kwartir Daerah/diatas jahitan bawah lengan, atau
• Melingkari lambang Kwartir Daerah dengan komposisi dua buah disebelah kanan lambang Kwartir Daerah, dua buah disebelah kiri lambang Kwartir Daerah, dan satu buah dibawah lambang Kwartir Daerah.
Jumlah TKK yang dapat dikenakan di baju seragam, paling banyak adalah lima buah. Jika memiliki TKK lebih dari lima buah, maka seorang Pramuka harus mengenakannya di selempang atau tetampan.

Pengenaan Selempang
Selempang (disebut juga tetampan) secara umum hanya dikenakan pada saat upacara resmi, pelantikan, dan momen penting lainnya. Pada kegiatan-kegiatan biasa atau pada saat latihan rutin biasa, selempang tidak perlu digunakan. Selempang dipasang mengarah dari kanan atas ke kiri bawah.

Pembagian TKK
Tanda Kecakapan Khusus di semua tingkatan peserta didik (penggalang, penegak dan pandega), kecuali siaga, dibagi dalam lima golongan bidang kecakapan dan memiliki tiga tingkatan.
Lima golongan TKK ditandai dengan warna dasar TKK yang berbeda, dan digolongkan menjadi:

TKK Bidang Kesehatan dan Ketangkasan dengan warna dasar putih, meliputi:
1. TKK Gerak Jalan
2. TKK Pengamat
3. TKK Penyelidik
4. TKK Perenang
5. TKK Juru Layar
6. TKK Juru Selam
7. TKK Pendayung
8. TKK Ski Air
9. TKK Pencak Silat
10. TKK Posyandu/TKK Keluarga Berencana

TKK Bidang Agama, Mental, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi, dan Watak dengan warna dasar kuning, meliputi:
1. TKK Sholat
2. TKK Khatib
3. TKK Qori
4. TKK Muadzin
5. TKK Penabung
6. TKK Doa
7. TKK Gereja
8. TKK Pelayanan
9. TKK Saksi Kristus
10. TKK Terang Alkitab
11. TKK Suluh Gereja
12. TKK Bhakti
13. TKK Dharmapala
14. TKK Wicaksana
15. TKK Dana Punia
16. TKK Bhakti
17. TKK Pendididkan KB
dan lain-lain

TKK Bidang Keterampilan Teknik Pembangunan dengan warna dasar hijau, meliputi:
1. TKK Penjilid Buku
2. TKK Juru Potret
3. TKK Juru Kulit
4. TKK Juru Logam
5. TKK Penenun
6. TKK Penangkap Ikan
7. TKK Juru Kebun
8. TKK Peternak Ulat Sutera
9. TKK Peternak Lebah
10. TKK Peternak Kelinci
11. TKK Filateli
12. TKK Pengumpul Lencana
13. TKK Pengumpul Mata Uang
14. TKK Pengumpul Tanaman Kering
15. TKK Pengumpul Tanaman Hidup
16. TKK Juru Masak
17. TKK Pecinta Dirgantara
18. TKK Pembuat Pesawat Model
19. TKK Pengenal Cuaca
20. TKK Komunikasi
21. TKK Penjelajah
22. TKK Juru Peta
23. TKK Juru Navigasi Laut
24. TKK Juru Isyarat Bendera
25. TKK Pelaut
26. TKK Pengembara
27. TKK Petani Padi
28. TKK Penanam Tanaman Hias
29. TKK Petani Cabai
30. TKK Juru Bambu
31. TKK Juru Anyam
32. TKK Juru Kayu
33. TKK Juru Batu
34. TKK Peternak Itik
35. TKK Peternak Ayam
36. TKK Peternak Sapi
37. TKK Peternak Merpati
38. TKK Pengumpul
39. TKK Pengumpul Benda
40. TKK Pengumpul Hewan
41. TKK Juru Semboyan
42. TKK Penjahit
43. TKK Pengendara Sepeda
44. TKK Juru Konstruksi Pesawat Udara
45. TKK Juru Mesin Pesawat Udara
46. TKK Juru Navigasi Udara
47. TKK Juru Evakuasi Mesin
48. TKK Pengenal Pesawat Udara
49. TKK Juru Isyarat Elektronika
50. TKK Juru Isyarat Optika
51. TKK Perencana Kapal
52. TKK Perahu Motor
53. TKK Berkemah
54. TKK Petani Bawang
55. TKK Petani Tanaman Jalar
56. TKK Peternak Belut
57. TKK Peternak Lele
58. TKK Statistika Keluarga Berencana
59. TKK Pengatur Ruangan
60. TKK Pengatur Rumah
61. TKK Pengatur Meja Makan

TKK Bidang Sosial, Perikemanusiaan, Gotong Royong, Ketertiban, Masyarakat, Perdamaian Dunia, dan Lingkungan Hidup dengan warna dasar biru, meliputi:
1. TKK Pemadam Kebakaran
2. TKK Pengatur Lalu Lintas
3. TKK Pengamanan Lingkungan
4. TKK Penunjuk Jalan
5. TKK Juru Bahasa
6. TKK Juru Penerang
7. TKK Korespondensi
8. TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
9. TKK Penyuluh Padi
10. TKK Keadaan Darurat Udara
11. TKK Keadaan Darurat Laut
12. TKK Pembantu Ibu
13. TKK Pengasuh Anak
14. TKK Penerima Tamu
15. TKK Pendaki Gunung
16. TKK Juru Ukur
17. TKK Kependudukan
18. TKK Pendataan Keluarga Berencana
19. TKK Kesejahteraan Keluarga
TKK Bidang Patriotisme dan Seni Budaya dengan warna dasar merah, meliputi:
1. TKK Dirigen
2. TKK Penyanyi
3. TKK Pelukis
4. TKK Juru Gambar
5. TKK Pengarang
6. TKK Pembaca

Tingkatan TKK
Tingkatan TKK dalam Gerakan Pramuka dibagi menjadi tiga. Untuk mencapai tingkatan selanjutnya, seorang Pramuka harus memenuhi syarat yang ditentukan dalam Syarat Kecakapan Khusus (SKK). Setiap tingkatan SKK yang lebih tinggi akan berbeda persyaratannya dengan SKK yang memiliki tingkatan lebih rendah walaupun untuk TKK yang sama.
Tiga tingkatan tersebut ialah:
1. Purwa; merupakan tingkatan terendah dalam TKK, berbentuk lingkaran.
2. Madya; merupakan tingkatan TKK tingkat menengah, berbentuk persegi.
3. Utama; merupakan tingkatan tertinggi TKK, berbentuk segi lima.
Yang membedakan TKK antar golongan peserta didik ialah warna tepian TKK yang berbeda.
• Tingkat Pramuka Siaga berwarna hijau dan hanya memiliki satu bentuk yaitu segitiga
• Tingkat Pramuka Penggalang berwarna merah
• Tingkat Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berwarna kuning
Beberapa TKK juga menjadi salah satu persyaratan yang harus dipenuhi seorang peserta didik yang akan melanjutkan ke tingkatan Pramuka Garuda sebagai tingkatan tertinggi dalam golongannya.

ambalan

Ambalan Penegak
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Ambalan Penegak atau sering hanya disebut ambalan adalah satuan organik dalam Gerakan Pramuka yang terdiri atas paling banyak 40 orang Pramuka Penegak. Ambalan Penegak dibagi dalam 4 sangga yang masing-masing sangga terdiri atas 5 - 10 orang Pramuka Penegak. Ambalan Penegak merupakan tempat pembinaan Pramuka berusia 16 sampai 20 tahun yang disebut Pramuka Penegak.

Gerakan Pramuka menghimpun anggotanya dalam satuan dan kwartir. Satuan terdepan dalam pembinaan peserta didik adalah Gugusdepan. Dalam Gugusdepan yang lengkap terdapat Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan Racana Pandega. Namun jika tidak memungkinkan, sebuah gugusdepan boleh hanya memiliki salah satu satuan saja semisal Ambalan Penegak.

Pembentukan ambalan ini bertujuan untuk memudahkan penghimpunan, pengelolaan, penggerakan dan pengarahan peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka Penegak untuk mencapai tujuannya.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Ketentuan umum
* 2 Kepemimpinan
* 3 Anggota Ambalan Penegak
* 4 Dewan Penegak
* 5 Dewan Kehormatan
* 6 Referensi
* 7 Pranala luar
* 8 Lihat pula

[sunting] Ketentuan umum

* Ambalan terdiri dari paling banyak 40 orang Pramuka Penegak.
* Ambalan Penegak putra terpisah dengan Ambalan Penegak putri.
* Ambalan terdiri dari satuan-satuan kecil yang dinamakan “Sangga” yang masing-masing terdiri dari 5 sampai 10 orang Pramuka Penegak.
* Pembentukan sangga dilakukan oleh Pramuka Penegak sendiri, dan bila diperlukan dapat dibantu oleh para Pembina dan Pembantu Pembina Pramuka Penegak.

[sunting] Kepemimpinan

* Ambalan dipimpin oleh seorang Pembina Penegak dibantu dua orang Pembantu Pembina. Pembina Penegak sedikitnya berusia 26 tahun sedang Pembantu Pembina sedikitnya berusia 26 tahun.
* Pembina dan Pembantu Pembina Penegak putra harus dijabat oleh pria sedang Pembina dan Pembantu Pembina Penegak putri harus dijabat oleh Wanita.
* Tiap sangga dipimpin oleh seorang Pimpinan Sangga (Pinsa) yang dibantu oleh seorang Wakil Pemimpin Sangga. Pinsa dan Wapinsa dipilih dari dan oleh anggota sangga yang bersangkutan.
* Oleh dan dari para Pemimpin Sangga dipilih seorang untuk melaksanakan tugas di tingkat ambalan yang disebut Pemimpin Sangga Utama dipanggil Pradana.

[sunting] Anggota Ambalan Penegak

Anggota Ambalan Penegak terdiri atas:

* Tamu Penegak

Tamu Penegak adalah seorang Pramuka Penggalang yang karena usianya dipindahkan dari Pasukan Penggalang ke Ambalan Penegak, atau pemuda yang berusia 16 tahun sampai dengan 20 tahun yang belum pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka. Lamanya menjadi Tamu Penegak paling lama 3 (tiga) bulan. Selama menjadi Tamu Penegak diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan adat-istiadat yang berlaku di Ambalan tersebut. Bagi anggota Ambalan lainnya diberi kesempatan untuk mengenal dan menilai Tamu Penegak tersebut.

* Calon Penegak

Calon Penegak ialah Tamu Penegak yang dengan sukarela menyatakan diri sanggup mentaati peraturan dan Adat Ambalan dan diterima oleh semua anggota Ambalan untuk menjadi anggota Ambalan tersebut. Lamanya menjadi Calon Penegak sedikitnya 6 (enam) bulan.

Perpindahan status dari Tamu Penegak menjadi Calon Penegak dilaksanakan dengan upacara sederhana dan dialog yang mengandung pendidikan bagi segenap anggota Ambalan tersebut.

Hak dan kewajibann calon Penegak, antara lain :

1. Tidak mempunyai hak suara dalam musyawarah.
2. Mempunyai hak bicara dalam diskusi, pertemuan dan musyawarah.
3. Harus mengikuti acara Ambalan yang bersangkutan.
4. Berkewajiban menyelesaikan SKU tingkat Penegak Bantara.
5. Berkewajiban ikut menjaga dan mengembangkan nama baik Ambalannya.

Setiap Calon Penegak dibina oleh dua orang Penegak Bantara/Laksana dari Ambalan yang bersangkutan.

* Penegak

Yang terdiri atas:

1. Penegak Bantara, yaitu Pramuka Penegak yang telah menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum Penegak Bantara
2. Penegak Laksana, yaitu Pramuka Penegak yang telah menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum Penegak Laksana

[sunting] Dewan Penegak

Untuk mengembangkan kepemimpinan di ambalan, dibentuk Dewan Ambalan Penegak, yang disingkat Dewan Penegak. Dewan Penegak dipimpin oleh seorang ketua yang disebut Pradana dengan susunan sebagai berikut:

* Seorang ketua yang disebut Pradana.
* Seorang wakil ketua.
* Seorang sekretaris yang disebut kerani.
* Seorang Bendahara.
* Seorang Pemangku Adat.

Kegiatan, kewenangan, tugas dan mekanisme Dewan Penegak antara lain:

* Tugas Dewan Ambalan merencanakan dan melaksanakan program berdasarkan Keputusan Musyawarah Penegak.
* Masa bakti Dewan Ambalan adalah satu tahun.
* Musyawarah Penegak dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) tahun sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota Ambalan dengan acara:

1. Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.
2. Merencanakan kegiatan ambalan yang akan datang.
3. Membicarakan adat istiadat ambalan.
4. Memilih pengurus Dewan Ambalan masa bakti berikutnya.
5. Apabila diperlukan, Ambalan dapat membentuk Sangga. Dalam melaksanakan tugas, Dewan Ambalan dapat membentuk Sangga Kerja.

[sunting] Dewan Kehormatan

Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan anggota, maka dibentuk Dewan Kehormatan Penegak yang disingkat Dewan Kehormatan dengan anggota yang terdiri atas:

* Anggota Dewan Ambalan Penegak
* Pembina dan Pembantu Pembina Penegak (sebagai penasehat)

Dewan Kehormatan Penegak mempunyai wewnang dan kewajiban untuk menentukan:

1. Pelantikan, pemberian TKK, tanda penghargaan dan lain-lain kepada Pramuka Penegak yang berjasa atau berprestasi.
2. Pelantikan Pemimpin dan Wakil Pemimpin Sangga serta Pratama.
3. Tindakan terhadap pelanggaran kode kehormatan.
4. Rehabilitasi anggota Ambalan Penegak.
5. Anggota yang dianggap melanggar sebelum diambil tindakan diberi kesempatan untuk membela diri dalam rapat Dewan Kehormatan.

[sunting] Referensi

* SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No: 220 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-pokok Organisasi Gerakan Pramuka.
* SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No: 137 Tahun 1987 tentang Gugusdepan Gerakan Pramuka.

[sunting] Pranala luar

tanda jabatan

KEPUTUSAN

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR 202 TAHUN 1988

TENTANG

PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA JABATAN

GERAKAN PRAMUKA



Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka,



Menimbang : a. Bahwa Gerakan Pramuka menggunakan berbagai macam Tanda Pengenal, yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka;

b. Bahwa sebagian diantara Tanda Pengenal itu adalah tanda yang berfungsi sebagai alat untuk mengenal jabatan yang dipegang oleh pemakainya di samping sebagai alat pendidikan;

c. Bahwa untuk memenuhi maksud tersebut di atas, perlu Kwartir Nasional Gerakan Pramuka menerbitkan Petunjuk Penyelenggaraan yang mengatur dan menerbitkan pemakaian tanda jabatan termaksud di atas.



Mengingat : a. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 238 tahun 1961 tentang Gerakan Pramuka;

b. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 57 tahun 1988 tentang Anggaran Dasar Gerakan Pramuka;

c. Keputusan Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 194 tahun 1984 tentang Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka;

d. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 055 tahun 1982 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka.



Memperhatikan : a. Saran Andalan Nasional Gerakan Pramuka;

b. Saran Staf Kwarnas Gerakan Pramuka.



MEMUTUSKAN



Menetapkan :

Pertama : Menyatakan tidak berlakunya tanda pengenal Gerakan Pramuka, yang berfungsi sebagai tanda jabatan, yang tercantum dalam keputusan, pengumuman, surat edaran atau ketentuan lainnya dari Kwartir Nasional Gerakan Pramuka sebelum dikeluarkannya keputusan ini.



Kedua : Menetapkan Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Jabatan Gerakan Pramuka seperti yang tercantum dalam lampiran keputusan ini.



Ketiga : Menginstruksikan kepada semua Kwartir dan Satuan Pramuka untuk melaksanakan dengan sebaik-baiknya isi petunjuk penyelenggaraan ini.



Keempat : Menetapkan waktu selama dua tahun sebagai masa peralihan, untuk memberi kesempatan mengadakan penyesuain pelaksanaan isi ketentuan yang lama, dengan isi petunjuk penyelenggaraan yang baru ini.



Kelima : Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.



Keputusan ini mulai berlaku sejak ditetapkannya.





Ditetapkan di Jakarta

Pada tanggal 29 Oktober 1988

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Ketua,







Letjen TNI (Purn) Mashudi



LAMPIRAN I KEPUTUSAN

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR 202 TAHUN 1988

PETUNJUK PENYELENGGARAAN TANDA JABATAN

GERAKAN PRAMUKA



BAB I

PENDAHULUAN



1. Umum

a. Gerakan Pramuka menggunakan berbagai macam tanda pengenal yang dikenakan pada pakaian seragam Pramuka, diantaranya ada yang dapat digunakan untuk menunjukkan jabatan yang dipegang dan tugas yang sedang dilakukan oleh pemakainya.

b. Seperti halnya tanda pengenal lainnya, maka tanda jabatan inipun merupakan alat pendidikan untuk mencapai tujuan gerakan pramuka, yaitu memberi tanggungjawab kepada pemakainya, sesuai dengan jabatan yang dipegangnya.

c. Dianggap perlu dikeluarkan petunjuk penyelenggaraan yang mengatur sistem dan pemakaian tanda jabatan, demi ketertiban tanda jabatan tersebut, agar sesuai dengan maksud dan tujuan pemakaian serta fungsi tanda jabatan itu sendiri.

d. Maksud petunjuk penyelenggaraan ini adalah untuk memberi pedoman bagi kwartir dan satuan Pramuka dalam usaha meningkatkan prestasi kerja seseorang dan penertiban pemakaian tanda jabatan.

e. Tujuan petunjuk penyelenggaraan ini adalah untuk mengatur pemberian dan pemakaian tanda jabatan, agar dapat dilaksanakan dengan benar dan tepat, oleh mereka yang berhak memberi dan memakainya.



2. Dasar

Petunjuk Penyelenggaraan ini disusun berdasar :

a. Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, Bab II Pasal 7 dan Bab V Pasal 21.

b. Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab II Pasal 27 dan Bab IX Pasal 123.

c. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka nomor 055 tahun 1982 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka.



3. Ruang Lingkup dan Tata Urut

Petunjuk Penyelenggaraan ini meliputi segala macam tanda jabatan dalam Gerakan Pramuka, yang disusun dengan tata urut sebagai berikut :

a. Pendahuluan

b. Maksud, tujuan dan fungsi.

c. Macam tanda jabatan.

d. Bahan, bentuk, gambar, warna dan ukuran.

e. Arti kiasan.

f. Pemberian dan pemakaian.

g. Wewenang, pengadaan dan perubahan.

h. Penutup.



4. Pengertian

a. Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pemakaian seragam Pramuka, yang dapat menunjukkan diri seorang Pramuka, Satuan, kemampuan, tanggungjawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapan, jabatan dan tanda penghargaan yang dimilikinya.

b. Tanda jabatan yaitu tanda pengenal yang menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seseorang dalam lingkungan Gerakan Pramuka.





BAB II

MAKSUD, TUJUAN, DAN FUNGSI



5. Maksud

Tanda jabatan Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk :

a. Dapat menunjukkan jabatan yang diberikan kepada seseorang anggota Gerakan Pramuka.

b. Dapat menunjukkan tugas dan tanggungjawab yang sedang dikerjakan oleh seorang anggota Gerakan Pramuka.

c. Memberi kebanggan kepada pemakainya, yang akan mendorong untuk mengembangkan jiwa kepemimpinannya.



6. Tujuan

Tanda jabatan Gerakan Pramuka bertujuan :

a. Mendorong anggota Gerakan Pramuka untuk menggunakan hak dan melakukan kewajibannya sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.

b. Memberi gairah dan semangat bekerja kepada anggota Gerakan Pramuka, serta meningkatkan pengetahuan, kecakapan, kemampuan dan haknya, sesuai dengan jabatan yang dipegangnya.

c. Memberi kebanggan kepada pemakainya, yang akan mendorongnya untuk mengembangkan jiwa kepemimpinan.



7. Fungsi

a. Tanda jabatan Gerakan Pramuka berfungsi sebagai :

a. Alat pendidikan, untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para pemakai agar mereka melakukan tugas sesuai dengan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya, serta peningkatkan pengetahuan, kecakapan, kemampuan dan pengalamannya.

b. Alat pengenal jabatan yang sedang dipegangnya.

c. Tanda pengakuan, pengesahan dan pemberian jabatan, beserta hak, tugas dan tanggungjawabnya.

b. Tanda jabatan tidak berfungsi sebagai :

a. Tanda pangkat yang menunjukkan perbedaan martabat seseorang.

b. Perhiasan.



BAB III

MACAM TANDA JABATAN



8. Macam

Macam tanda jabatan adalah sebagai berikut :

a. Untuk Pramuka Siaga :

1) Tanda Pemimpin Barung Utama.

2) Tanda Pemimpin Barung.

3) Tanda Wakil Pemimpin Barung.

b. Untuk Pramuka Penggalang :

1) Tanda Pemimpin Regu Utama.

2) Tanda Pemimpin Regu.

3) Tanda Wakil Pemimpin Regu.

c. Untuk Pramuka Penegak :

1) Tanda Pemimpin Sangga Utama (Pradana).

2) Tanda Pemimpin Sangga.

3) Tanda Wakil Pemimpin Sangga.

d. Untuk Pramuka Pandega (hanya bila diperlukan) :

1) Tanda Koordinator (Pradana).

2) Tanda Pemimpin Satuan.

3) Tanda Wakil Pemimpin Satuan.

e. Tanda untuk pengurus Pramuka Penegak dan Pandega :

1) Tanda Pengurus Dewan Ambalan Penegak.

2) Tanda Pengurus Dewan Racana Pandega.

3) Tanda Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega tingkat Ranting.

4) Tanda Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega tingkat Cabang.

5) Tanda Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega tingkat Daerah.

6) Tanda Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega tingkat Nasional.

f. Tanda untuk anggota Satuan Karya :

1) Tanda Pengurus Dewan Saka.

2) Tanda Pemimpin Krida.

3) Tanda Wakil Pemimpin Krida.

4) Tanda Pemimpin Saka.

5) Tanda Pamong Saka.

g. Tanda Pembina Pramuka :

1) Tanda Pembina Siaga dan Pembantunya.

2) Tanda Pembina Penggalang dan Pembantunya.

3) Tanda Pembina Penegak dan Pembantunya.

4) Tanda Pembina Pandega dan Pembantunya.

5) Tanda Pembina Gugusdepan.

h. Tanda Pelatih Pembina Pramuka :

1) Tanda Pelatih Pembina Pramuka lulusan KPD.

2) Tanda Pelatih Pembina Pramuka lulusan KPL.

3) Tanda Pengurus Korps Pelatih.

i. Tanda Andalan :

1) Tanda Andalan Nasional.

2) Tanda Andalan Daerah.

3) Tanda Andalan Cabang.

4) Tanda Andalan Ranting.

j. Tanda Majelis Pembimbing :

1) Tanda Mabinas.

2) Tanda Mabida.

3) Tanda Mabicab.

4) Tanda Mabiran.

5) Tanda Mabigus.

k. Tanda Instruktur

l. Tanda Petugas dan peserta kegiatan, dll.





BAB IV

BAHAN, BENTUK, GAMBAR, WARNA DAN UKURAN



9. Tanda Pemimpin Barung (Utama) dan Wakilnya :

a. Tanda Pemimpin Barung Utama, Pemimpin Barung dan Wakilnya dibuat dari kain, berbentuk “Janur” (daun kelapa) berwarna hijau, tiap janur berukuran panjang 5 cm lebar 0,7 cm dan jarak tiap janur 0,5 cm.

b. Pemimpin Barung Utama memakai tiga helai janur hijau.

c. Pemimpin Barung memakai dua helai janur hijau.

d. Wakil Pemimpin Barung memakai satu helai janur hijau.



10. Tanda Pemimpin Regu (Utama) dan Wakilnya :

a. Tanda Pemimpin Sangga Utama (Pradana) Pemimpin Sangga dan Wakilnya sama dengan no.9a. di atas, dengan janur berwarna kuning.

b. Pemimpin Sangga Utama (Pradana) memakai tiga helai janur kuning.

Pemimpin Regu memakai dua helai janur merah.

Wakil Pemimpin Regu memakai satu helai janur merah.



11. Tanda Pemimpin Sangga (Utama) dan Wakilnya :

a. Tanda Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga dan Wakilnya sama dengan no. 9a di atas, dengan janur berwarna kuning.

b. Pemimpin Sangga Utama memakai tiga helai janur kuning.

Pemimpin Sangga memakai dua helai janur kuning.

Wakil Pemimpin Sangga memakai satu helai janur kuning.



12. Tanda Pemimpin Satuan Pandega (bila diperlukan) :

a. Bahan, bentuk dan ukuran sama dengan no. 9a di atas, dengan janur berwarna coklat tua.

b. Koordinator Pemimpin Satuan memakai tiga helai janur coklat tua.

Pemimpin Satuan memakai dua helai janur coklat tua.

Wakil Pemimpin Satuan memakai satu helai janur coklat tua.



13. Tanda Pengurus Dewan Ambalan

Tanda Pengurus Dewan Ambalan terdiri atas dua jenis :

a. Lencana dari logam berbentuk roda gigi dengan 10 buah gigi, dan dua buah tunas kelapa berpasangan di dalam roda gigi tersebut, yang menyangga sebuah bintang bersudut lima.

Garis tengah lingkaran luar lencana : 4,5 cm

Garis tengah terluar roda gigi : 3,5 cm

Garis tengah terdalam roda gigi : 2,9 cm

Garis tengah bintang bersudut lima : 0,6 cm

Warna dasar lingkaran dalam : biru tua

Warna roda gigi, bintang dan tunas kelapa : kuning emas

b. Lencana dari kain berbentuk belah ketupat dengan panjang sisi masing-masing 5 cm, berwarna dasar biru tua. Pada belah ketupat ini terdapat gambar roda gigi dengan 10 buah gigi, dan dua buah tunas kelapa berpasangan di dalam roda gigi tersebut, yang menyangga sebuah bintang bersudut lima.

Ukuran gambar sama dengan nomor 13 a.

Warna roda gigi dan tunas kelapa : kuning.



14. Tanda Pengurus Dewan Racana

Tanda Pengurus Dewan racana sama dengan nomor 13 a dan 13 b di atas dengan warna dasar ungu.



15. Tanda Dewan Kerja Penegak dan Pandega

Tanda Dewan Kerja Penegak dan Pandega terdiri atas dua jenis :

a. Lencana dari logam, berbentuk roda kemudi kapal dengan 10 buah pegangan kemudi. Didalam roda kemudi terdapat dua buah tunas kelapa berpasangan yang menyangga sebuah bintang bersudut lima.

Garis tengah lingkaran luar lencana : 4,5 cm

Garis tengah terluar roda kemudi : 3,5 cm

Garis tengah terdalam roda kemudi : 2,9 cm

Garis tengah bintang bersudut lima : 0,6 cm

Warna dasar lingkaran dalam untuk :

1) Dewan Kerja TD tingkat Ranting : coklat tua

2) Dewan Kerja TD tingkat Cabang : hijau

3) Dewan Kerja TD tingkat Daerah : merah

4) Dewan Kerja TD tingkat Nasional : kuning

Warna roda kemudi, tunas kelapa dan bintang : kuning emas

b. Lencana dari kain, berbentuk belah ketupat, dengan panjang sisi masing-masing 5 cm, dengan gambar roda kemudi seperti tersebut pada nomor 15 a. Warna dasar sama dengan nomor 15 a, dan warna roda kemudi, tunas kelapa dan bintang : kuning.



16 Tanda Pengurus Dewan Saka

Tanda Pengurus Dewan Saka sama dengan nomor 13 a dan 13 b di atas, dengan dasar berwarna biru, dan gambar di tengah lingkaran roda gigi disesuaikan dengan Saka yang bersangkutan.



17. Tanda Pemimpin Krida dan Wakilnya

a. Bahan bentuk dan ukuran sama dengan no. 9 a di atas, dengan janur berwarna biru.

b. Koordinator Pemimpin Krida memakai 3 helai janur biru.

Pemimpin Krida memakai dua helai janur biru.

Wakil Pemimpin Krida memakai satu helai janur biru.



18. Tanda Pimpinan Saka dan Pamong Saka

a. Tanda Pimpinan Saka dan Pamong Saka dibuat dari logam terdiri atas dua lapis :

1) Lapisan pertama berbentuk lingkaran, dengan sinar terpancar dari pusatnya, berwarna sebagai berikut:

a) Tingkat nasional : kuning.

b) Tingkat daerah : merah.

c) Tingkat cabang : hijau.

d) Tingkat ranting : coklat tua.

2) Lapisan kedua berbentuk rantai melingkar, dengan 24 mata rantai bolat dan segi empat berselang seling, dengan gambar di tengah lingkaran rantai itu, disesuaikan dengan Saka yang bersangkutan, berwarna emas. Pada tujuh mata rantai di atas terdapat tulisan GERAKAN, dan pada tujuh mata rantai di bawah terdapat tulisan PRAMUKA, sedang pada mata rantai lainnya terdapat gambar tunas kelapa.

Garis tengah lapisan pertama dan lapisan kedua = 4 cm. Garis tengah mata rantai 0,5 cm.

b. Lencana dari kain berbentuk bujur sangkar, dengan panjang sisi masing-masing 5 cm, dengan gambar, ukuran dan warna sama dengan nomor 18 a di atas. Warna dasar bujur sangkar coklat tua.



19. Tanda Pembina Pramuka

a. Tanda Pembina Pramuka terdiri atas dua jenis :

1) Lencana dari logam.

2) Lencana dari kain.

b. Lencana dari logam agak cembung terdiri atas dua lapisan :

1) Lapisan pertama berbentuk segi 10 beraturan, dengan garis tengah 4 cm, dan bingkai sekelilingnya selebar lk 0,2 cm, serta garis-garis sinar terpancar dari pusatnya.

2) Lapisan kedua berbentuk lingkaran bergaris tengah lk 1,8 cm, dengan bingkai selebar 0,2 cm, dan terbagi menjadi tiga petak yang sama luasnya, dan gambar tunas kelapa di tengahnya. Pada lingkaran ini terdapat 8 buah pegangan kemudi, masing-masing sepanjang lk 0,5 cm, lebar 0,3 cm.

c. Warna lapisan pertama :

1) Kuning emas untuk Pembina Gugusdepan dan Pembina Pramuka S, G, T, dan D.

2) Perak untuk Pembantu Pembina Pramuka S, G, T, dan D.

d. Warna lapisan kedua sama dengan warna lapisan pertama, hanya warna dasar lingkaran ditengah diatur sebagai berikut :

1) Pembina Gugusdepan berwarna biru langit.

2) Pembina dan Pembantu Pembina Siaga berwarna hijau.

3) Pembina dan Pembantu Pembina Penggalang berwarna merah.

4) Pembina dan Pembantu Pembina Penegak berwarna kuning.

5) Pembina dan Pembantu Pembina Pandega berwarna coklat tua.

e. Lencana dari kain mempunyai bentuk bujur sangkar dengan panjang sisi masing-masing 5 cm dan dengan gambar, ukuran dan warna sama dengan lencana dari logam. Warna dasar bujur sangkar coklat tua. Warna kuning emas diganti kuning, dan warna perak diganti putih.



20. Tanda Pelatih Pembina Pramuka (KPD)

Tanda Pelatih Pembina Pramuka lulusan Kursus Pelatih Dasar terdiri atas dua jenis :

Lencana logam yang terdiri atas dua lapis. Lapis pertama berbentuk lingkaran dengan sinar terpancar dari pusatnya.

a. Lapisan kedua berbentuk rantai melingkar, dengan 24 mata rantai bulat dan segi empat berselang seling, yang dihubungkan dengan delapan buah garis pada perisai di tengah. Perisai terbagi menjadi dua bagian dengan garis diagonal miring. Pada perisai terdapat sebuah bintang bersudut lima yang dilekatkan di tengah perisai tadi.

Pada tujuh mata rantai di atas terdapat tulisan GERAKAN, dan pada tujuh mata rantai bawah terdapat tulisan PRAMUKA, sedang pada mata rantai lainnya terdapat gambar tunas kelapa.

Garis tengah mata rantai 0,5 cm. Lebar perisai 1,5 cm.

Tinggi perisai 2 cm. Garis tengah bintang 1,2 cm.

Warna dasar lapis pertama untuk :

1) Pelatih Mahir Siaga berwarna hijau.

2) Pelatih Mahir Penggalang berwarna merah.

3) Pelatih Mahir Penegak berwarna kuning.

4) Pelatih Mahir Pandega berwarna coklat tua.

Mata rantai dan bintang berwarna perak.

Perisai berwarna merah dan putih.

b. Lencana dari kain, berbentuk bujur sangkar, dengan panjang sisi masing-masing 5 cm, berwarna dasar ungu.

Warna dasar di dalam lingkaran mata rantai :

1) Pelatih Mahir Siaga berwarna hijau

2) Pelatih Mahir Penggalang berwarna merah.

3) Pelatih Mahir Penegak berwarna kuning.

4) Pelatih Mahir Pandega berwarna coklat tua.

Pada belah ketupat ini terdapat gambar mata rantai, garis-garis, perisai dan bintang seperti tersebut pada nomor 18 a.

Warna perisai merah dan putih. Mata rantai dan bintang berwarna putih.

Pada belah ketupat ini terdapat gambar mata rantai, 8 buah garis, perisai dan bintang seperti tersebut pada nomor 20 a.

Warna perisai merah putih. Mata rantai dan bintang berwarna putih.



21. Tanda Pelatih Pembina Pramuka

Tanda Pelatih pembina Pramuka lulusan Kursus Pelatih Lanjutan terdiri atas dua jenis :

a. Sama dengan nomor 20 a dengan mata rantai dan bintang berwarna emas.

b. Sama dengan nomor 20 b dengan mata rantai dan bintang berwarna kuning emas.

Pada lencana dari kain mata rantai, 8 buah garis dan bintang berwarna kuning.



22. Tanda Pengurus Korps Pelatih

a. Sama dengan nomor 20 atau nomor 21.

b. Di bawah lencana tersebut terdapat sebuah “papan” berwarna kuning emas, berukuran panjang 2,5 cm, lebar 0,5 cm, dengan tulisan untuk :

1) Pengurus Korps Pelatih Nasional bertulisan NASIONAL.

2) Pengurus Korps Pelatih Daerah bertulisan DAERAH.

3) Pengurus Korps Pelatih Cabang bertulisan CABANG.



23. Tanda Andalan

a. Tanda Andalan untuk semua jajaran Gerakan Pramuka dari tingkat nasional sampai ranting dan Korsa dibuat dari logam berbentuk segi sepuluh beraturan, garis tengah 4,5 cm, cembung dengan sinar memancar dari pusatnya, berwarna emas. Di tengah terdapat lingkaran bergaris tengah 2 cm, dengan gambar relief tunas kelapa dan 61 butir padi, berwarna emas.

Dasar lingkaran tunas kelapa di tengah, diberi warna sebagai berikut :

1) Andalan Nasional : kuning emas

2) Andalan Daerah : merah

3) Andalan Cabang : hijau

4) Andalan Ranting : coklat tua

5) Koordinator Desa : ungu

b. Tanda Andalan dapat dibuat dari kain berbentuk bujur sangkar, dengan panjang sisi masing-masing 5 cm, berwarna dasar coklat tua. Gambar warna dan ukuran gambar sama dengan no 23 a.



24. Tanda Majelis Pembimbing

a. Tanda Majelis Pembimbing untuk semua jajaran Gerakan Pramuka dari tingkat nasional sampai Gugusdepan dibuat dari logam, berbentuk segi sepuluh beraturan, bergaris tengah 4,5 cm, cembung dengan sinar-sinar yang memancar dari pusatnya, membentuk bintang bersudut sepuluh, berwarna emas.

Dasar lingkaran tunas kelapa di tengah, diberi warna sebagai berikut :

Mabinas : kuning emas

Mabida : merah

Mabicab : hijau

Mabiran : coklat tua

Mabisa : ungu

Mabigus : biru

b. Tanda Majelis Pembimbing dapat dibuat dari kain, berbentuk bujur sangkar, dengan panjang sisi masing-masing 5 cm, berwarna dasar coklat tua. Gambar, ukuran dan warna sama dengan no 24 a.



25. Tanda Instruktur

Tanda Instruktur akan diatur tersendiri kemudian.



26. Tanda Petugas dan peserta kegiatan

Tanda jabatan petugas dan peserta suatu kegiatan diatur oleh kwartir/Gugusdepan penyelenggara kegiatan yang bersangkutan.





BAB V

ARTI KIASAN



27. Tanda Pimpinan Satuan Terkecil

Tanda Pimpinan Satuan Terkecil (Barung, Regu, Sangga dan Satuan Terkecil Pandega, serta Krida) berbentuk janur, yang diambil dari kebiasaan bangsa Indonesia memberi tanda kepada petugas dengan daun kelapa (janur). Jadi janur mempunyai arti kiasan pengemban suatu tugas.



28. Tanda Pengurus Dewan Ambalan/Racana, Dewan Kerja Penegak dan Pandega dan Dewan Saka

a. Tanda Pengurus Dewan Ambalan/Racana berbentuk roda gigi dengan 10 buah giginya, serta bintang bersudut lima, memberi arti kiasan bahwa Pengurus Dewan Ambalan/Racana bertugas menggerakkan para Pramuka Penegak/Pandega, putera dan puteri (tunas kelapa yang berpasangan), untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka dengan pengamalan Dasa Darma dan Pancasila.

b. Tanda Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega berbentuk roda kemudi dengan 10 buah pegangannya, memberi arti kiasan bahwa Pengurus Dewan Kerja Penegak dan Pandega bertugas mengemudikan roda organisasi Pramuka Penegak dan Pandega, putera dan puteri (dua buah tunas kelapa berpasangan) agar dapat mencapai tujuan Gerakan Pramuka dengan pengamalan Dasa Darma dan Pancasila.

c. Tanda Pengurus Dewan Saka berbentuk roda gigi dengan 10 buah giginya, serta lambang ciri khas Saka yang bersangkutan, memberi arti kiasan bahwa Pengurus Dewan Saka bertugas menggerakkan para Pramuka agar giat melaksanakan kegiatan Sakanya, sesuai dengan tugas pokok Saka yang bersangkutan, guna mencapai tujuan Gerakan Pramuka, dengan pengamalan Dasadarma dan Pancasila.



29. Tanda Pimpinan Saka dan Pamong Saka

Tanda Pimpinan Saka dan Pamong Saka berbentuk lingkaran dengan sinar terpancar dari pusatnya, menuju kemata rantai yang melingkar, terdiri atas segi 4 dan lingkaran, bertulisan GERAKAN PRAMUKA dan gambar tunas kelapa, mengkiaskan bahwa Pimpinan Saka dan Pamong Saka bertugas menyebarluaskan hal-hal yang berkaitan dengan Saka yang bersangkutan, ke semua anggota Gerakan Pramukayang membentuk rantai persaudaraan Pramuka puteri (segi empat) dan putera (lingkaran).

Gambar di tengah tanda Pimpinan Saka dan Pamong Saka ini menggambarkan ciri khas Saka yang bersangkutan, yang artinya sesuai dengan arti tanda Saka tersebut.



30. Tanda Pembina Pramuka

Tanda Pembina Pramuka ini berbentuk kemudi dengan 8 buah pegangan, yang ditengah terdapat gambar tunas kelapa diatas dasar lingkaran yang terbagi tiga sama luasnya, disertai sinar memancar dari pusat lingkaran menuju ke tepi lencana berbentuk segi 10 beraturan, mengiaskan bahwa Pembina Pramuka bertugas mengendalikan Satuannya beserta seluruh peserta didik di dalamnya (8 arah mata angin), guna melaksanakan Tri Satya (lingkaran terbagi tiga) dan Dasa Darma (segi sepuluh), dalam rangka mencapai tujuan Gerakan pramuka (tunas kelapa).



31. Tanda Pelatih Pembina Pramuka

Tanda ini terdiri atas jantung berwarna merah putih, dengan bintang bersudut lima, dan garis jari-jari menuju ke 8 arah, dengan dua jari-jari mendatar lebih tebal dari 6 jari-jari lainnya. Jari-jari ini menghubungkan jantung dengan mata rantai bulat dan segi empat. Semuanya mengiaskan bahwa tugas Pelatih Pembina Pramuka adalah seperti jantung (bhs Latin = Cor), mengisap gagasan, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan para Pembina Pramuka pria (lingkaran) dan wanita (segi empat), yang ada disegala penjuru tanah air kita (8 arah mata angin), melalui pembuluh darah balik (jari-jari kecil). Gagasan, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan Pembina Pramuka tersebut akan diolah dengan diberi “bumbu”, rasa kecintaan kepada tanah air (patriotisme, merah dan putih) serta jiwa Pancasila (bintang bersudut lima). Sesudah itu bahan-bahan tersebut akan disebarluaskan kembali kepada para Pembina Pramuka, melalui pembuluh nadi (dua jari-jari tebal) yaitu pendidikan bagi anggota dewasa, di seluruh penjuru tanah air yang membeujur sepanjang garis khatulistiwa (jari-jari tebal mendatar).

Pelaksanaan tugas Pelatih dan pemancaran bahan latihan Pramuka yang diwarnai rasa cinta tanah air dan jiwa Pancasila ini (sinar memancar dari pusat lingkaran keluar) dilaksanakan secara terus menerus selama 24 jam sehari (24 mata rantai), 7 hari dalam seminggu (7 mata rantai bertuliskan GERAKAN dan PRAMUKA) dan 12 bulan dalam setahun (12 mata rantai lingkaran dan 12 mata rantai segi empat).



32. Tanda Andalan

Tanda Andalan berbentuk segi 10 beraturan, dengan sinar memancar dari pusat lingkaran keluar, sinar itu memancar dari tunas kelapa yang dilingkari 61 butir padi yang bernas, mengiaskan bahwa Andalan adalah anggota yang diandalkan (diberi kepercayaan anggota lainnya) untuk mengelola organisasi Gerakan Pramuka di wilayahnya (tunas kelapa) yang didirikan pada tahun 1961 (61 butir padi yang melingkar), dalam rangka menanamkan jiwa Pramuka (tunas kelapa) dan pengamalan Dasa Darma (segi 10 beraturan).



33. Tanda Majelis Pembimbing

Tanda Majelis Pembimbing berbentuk segi 10 beraturan, dengan sinar memancar dari pusat lingkaran keluar, 10 buah sinar besar menopang segi 10 beraturan tersebut. Sinar tersebut memancar dari tunas kelapa yang dilingkari 61 butir padi yang bernas. Semuanya mengiaskan bahwa anggota Majelis Pembimbing adalah anggota Gerakan Pramuka yang mempunyai kewajiban memberi dukungan (10 sinar pendukung) kepada seluruh jajaran Gerakan Pramuka di wilayahnya, untuk mengelola Gerakan Pramuka yang didirikan tahun 1961 (61 butir padi yang melingkar) dalam rangka menyebarluaskan jiwa Pramuka (tunas kelapa) dan mengamalkan Dasa Darma (segi 10 beraturan).



34. Arti kiasan warna

a. Warna emas : 1) keluhuran, keagungan, kebijaksanaan.

2) warna unsur pimpinan.

3) warna jajaran tingkat nasioanal.



b. Warna perak : 1) kemurnian, keikhlasan.

2) warna unsur pembantu pimpinan.



c. Warna kuning : 1) kemurahan hati, dermawan.

2) warna golongan Penegak.

3) warna pimpinan T/D tingkat nasional.



d. Warna merah : 1) keberanian, semangat.

2) warna golongan Penggalang.

3) warna jajaran tingkat daerah.



e. Warna hijau : 1) harapan, kesuburan.

2) warna golongan Siaga.

3) warna jajaran tingkat cabang.



f. Warna coklat : 1) kematangan jiwa.

2) warna golongan Pandega.

3) warna jajaran tingkat ranting.



g. Warna ungu : 1) kehebatan, keutamaan.

2) warna jajaran tingkat desa.

3) warna khusus untuk Pimpinan Racana.



h. Warna biru muda : 1) ketinggian cita-cita,

(langit) 2) warna jajaran gugusdepan dan Saka.



i. Warna biru tua : 1) kedalaman ilmu dan perasaan.

2) luasnya pandangan.



j. Warna putih : kesucian.



k. Warna hitam : keabadian, ketenangan, ketegasan.





BAB VI

PEMBERIAN DAN PEMAKAIAN



35. Pemberian

a. Pemberian tanda jabatan dilakukan dalam suatu upacara pengukuhan/perestuan secara sederhana.

b. Pemberian tanda jabatan kepada seorang anggota Gerakan Pramuka memberikan tanda bahwa kepada penerima tanda jabatan tersebut diberikan hak, wewenang dan tanggungjawab sesuai dengan jabatan yang diberikan kepadanya.

c. Penyerahan tanda jabatan tersebut dalam no. 13 sampai dengan no. 24 dilakukan oleh Kwartir/Majelis Pembimbing/Pembina Gudep/Satuan yang berwenang, dan disertai dengan surat keputusan Kwartir/Majelis Pembimbing/Pembina Gudep/Satuan tersebut.

d. Pemberian tanda jabatan tersebut dalam no. 9 sampai dengan 24 dicatat dalam buku keanggotaan karya bakti.



36. Pemakaian

a. Semua tanda Jabatan dipakai tepat di tengah saku kanan baju seragam Pramuka putera, atau di dada kira-kira di tempat yang sama pada baju seragam Pramuka puteri.

b. Tanda Jabatan dipakai selama yang bersangkutan melakukan tugas sesuai dengan tanda jabatan tersebut.

c. Bila yang bersangkutan berhenti dari jabatan yang diberikan kepadanya, maka tanda jabatan tersebut dinyatakan tidak berlaku lagi, dan tidak dibenarkan dipakai pada pakaian seragam Pramuka.





BAB VII

WEWENANG PENGADAAN DAN PERUBAHAN



37. Pengadaan

Wewenang pengadaan tanda jabatan, ada pada Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, yang dapat dilimpahkan kepada Kwartir Daerah atau Kwartir Cabang secara tertulis.



38. Perubahan

Wewenang perubahan tanda jabatan ada pada Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.





BAB VIII

PENUTUP



39. Lain-lain

Hal-hal lain yang belum diatur dalam keputusan ini akan diatur kemudian oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.





Jakarta, 29 Oktober 1988

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Ketua,



Letjen (TNI) Purn Mashudi









LAMPIRAN II KEPUTUSAN

KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA

NOMOR 202 TAHUN 1988



GAMBAR TANDA JABATAN GERAKAN PRAMUKA



TANDA JABATAN PEMIMPIN SATUAN TERKECIL



























Pemimpin Barung Utama (Sulung)


Pemimpin Barung


Wakil Pemimpin Barung























Pemimpin Regu Utama (Pratama)


Pemimpin Regu


Wakil Pemimpin Regu





















Pemimpin Sangga


Wakil Pemimpin Sangga



Pradana Ambalan

































Pemimpin Reka


Wakil Pemimpin Reka



Pradana Racana





















Koordinator Pemimpin Krida


Pemimpin Krida


Wakil Pemimpin Krida

materi

Materi Pramuka Penegak Dan Pandega
Raimuna
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang, Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.

Gladian Pimpinan Satuan
adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega bagi Pemimpin Sangga Utama, Pemimpin Sangga, dan Wakil Pemimpin Sangga dan pengurus Dewan Ambalan/Racana, yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinsat diselenggarakan oleh gugusdepan, kwartir ranting atau kwartir cabang. Kwartir daerah dan Kwartir Nasional dapat menyelenggarakan Dianpinsat bila dipandang perlu.

Perkemahan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang diselenggarakan secara reguler untuk mengevaluasi hasil latihan di gugusdepan dalam satu periode, seperti Perkemahan Saptu Minggu (Persami), Perkemahan Jum’at Saptu Minggu (Perjusami), perkemahan hari libur, dan sejenisnya.

Perkemahan Wirakarya (PW)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam kegiatan pembangunan masyarakat. PW diselenggarakan oleh semua jajaran kwartir secara reguler,

khusus untuk PW Nas, diselenggarakan apabila dipandang perlu.
Perkemahan Bakti (Perti), adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk perkemahan besar, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan dan pengalamannya selama mengadakan pembinaan, baik di gugusdepan maupun di Satuan karya Pramuka (Saka) dalam bentuk bakti kepada masyarakat.

Perkemahan Antar (Peran) Saka
adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Saat ini Gerakan Pramuka memiliki tujuh Saka. Peran Saka diselenggarakan apabila diikuti minimal oleh dua Satuan Karya Pramuka.

Pengembaraan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk penjelajahan, dalam rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.

Latihan Pengembangan Kepemimpinan
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menanamkan dan mengembangkan jiwa kepemimpinan bagi generasi muda agar dapat ikut serta dalam mengelola kwartir dan diharapkan di kemudian hari mampu menduduki posisi pimpinan dalam Gerakan Pramuka.

Latihan Pengelola Dewan Kerja
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk memberikan pengetahuan dan pengalaman mengenai manajemen Dewan Kerja, sehingga para anggota Dewan Kerja dapat mengelola dewan kerjanya secara efektif dan efisien.

Kursus Instruktur Muda
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega pengembangan potensi Pramuka, baik sebagai Pribadi, kelompok maupun organisasi untuk mensukseskan pelaksanaan upaya Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengentasan Kemiskinan dan Penanggulangan Bencana.

Penataran, Seminar, dan Lokakarya
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk mengkaji suatu permasalahan dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama, sebagai bahan masukan bagi perkembangan Gerakan Pramuka.

Sidang Paripurna
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun program kerja bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam satu tahun program, dan akan dijadikan bahan dalam Rapat Kerja Kwartir.

Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera)
adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.

Minggu, 02 Mei 2010

RAKERNAS

Sambutan ka kwarnas pada hari Pramuka 2009
Posted on Agustus 3, 2009 by arifudin
Rate This

Quantcast

Yang terhormat,

Kakak-kakak Ketua Mabida dan Mabicab Gerakan Pramuka,

Kakak-kakak Pimpinan Kwarda,

Kwarcab dan Kwarran Gerakan Pramuka,

Kakak-kakak Pelatih, Pembina, Pamong dan Instruktur Gerakan Pramuka, Adik-adik Pramuka yang saya banggakan,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam sejahtera bagi kita semua,

Salam Pramuka,

Marilah kita bersama-sama memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kita dapat berkumpul bersama pada hari ini dalam keadaan sehat walafiat untuk turut memperingati Hari Pramuka ke 48 yang jatuh pada tanggal 14 Agustus.

Selaku Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka, perkenankanlah saya pada kesempatan yang berbahagia ini menyampaikan ucapan Selamat Hari Pramuka ke 48 kepada segenap keluarga besar anggota Gerakan Pramuka di manapun berada. Semoga peringatan Hari Pramuka ke 48 ini dapat memacu kita untuk lebih memajukan Gerakan Pramuka. Kakak-kakak dan adik-adik keluarga besar Gerakan Pramuka yang saya hormati, Revitalisasi Gerakan Pramuka, yang merupakan salah satu pilar pendidikan kaum muda di Indonesia, telah berjalan selama tiga tahun. Revitalisasi, yang tujuan pokoknya adalah untuk memantapkan eksistensi Gerakan Pramuka serta untuk meningkatkan fungsi Gerakan Pramuka, dalam tiga tahun ini telah memperlihatkan hasil yang cukup menggembirakan. Secara bertahap, tetapi pasti, citra dan kinerja Gerakan Pramuka tampak main membaik Minat kaum muda terhadap Gerakan Pramuka tampak makin meningkat.

AZRULBersamaan dengan itu pelbagai kegiatan kepramukaan telah semakin banyak dilaksanakan. Untuk tercapainya visi dan misi Gerakan Pramuka, yakni mempersiapkan para pemimpin bangsa yang memiliki watak, kepribadian dan akhlak mulia pada masa depan, pelbagai keberhasilan ini tentu harus dapat dipertahankan dan bahkan semakin lebih ditingkatkan. Kakak-kakak dan adik-adik keluarga besar Gerakan Pramuka yang saya hormati, Sejarah memang telah mencatat peranan besar anggota pramuka dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada masa-masa awal kebangkitan nasional, para anggota pramuka (kepanduan) mempunyai peranan besar dalam membangkitkan semangat kebangsaan. Pada sekitar tahun 1920-an para anggota pramuka (kepanduan) berperan besar dalam menggalang semangat persatuan.

Untuk kemudian, pada masa-masa awal kemerdekaan, para anggota pramuka (kepanduan) berperan besar dalam menggelorakan semangat bela negara. Sangatlah relevan apabila pada saat ini ketiga peranan tersebut dapat lebih ditingkatkan. Untuk itu, keberhasilan Revitalisasi Gerakan Pramuka sangat menentukan. Untuk lebih memantapkan eksistensi Gerakan Pramuka, telah berhasil disusun RUU Gerakan Pramuka, yang pada saat ini telah menjadi hak inisiatif DPR.

Sedangkan untuk lebih meningkatkan fungsi Gerakan Pramuka, pada saat ini sedang dilakukan pembaruan sistem pendidikan kepramukaan.

Kakak-kakak dan adik-adik keluarga besar Gerakan Pramuka yang saya hormati,

Inti pokok pemantapan eksistensi Gerakan Pramuka sebagaimana yang tercantum dalam RUU Gerakan Pramuka setidak-tidaknya mencakup lima hal pokok, yakni: Pertama, penetapan Pancasila sebagai sumber nilai pendidikan kepramukaan Kedua, penetapan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya wadah otonom yang bertanggungjawab menyelenggarakan pendidikan kepramukaan Ketiga, penetapan APBN/APBD sebagai bagian dari sumber dana Gerakan Pramuka Keempat, penetapan pertanggungjawaban kepengurusan kepada Presiden RI sebagai Pramuka Utama Kelima, penetapan prinsip dasar, kode kehormatan serta metoda kepramukaan sebagai unsur pokok dalam sistem pendidikan kepramukaan Sedangkan inti pokok peningkatan fungsi Gerakan Pramuka sebagaimana yang sedang diperbarui pada saat ini adalah penetapan standar untuk tiga unsur pokok sistem pendidikan kepramukaan, yakni: Pertama, standar keluaran yakni kompetensi yang ingin dicapai oleh para peserta didik, mulai dari tingkat siaga, penggalang, penegak sampai dengan pandega Kedua, standar proses yakni pelbagai kegiatan kepramukaan yang wajib diselenggarakan oleh gugusdepan serta diikuti oleh setiap peserta didik Ketiga standar masukan, utamanya aspek ketenagaan dan sarana pendidikan kepramukaan Untuk aspek ketenagaan, yakni para pembina, instruktur, dan pelatih, setelah standardisasi akan dilanjutkan dengan sertifikasi, registrasi dan lisensi Untuk aspek sarana, yakni gugusdepan, sebagai tempat pendidikan bagi anggota muda, serta pelbagai pusat pelatihan, sebagai tempat pendidikan bagi anggota dewasa, setelah standardisasi akan dilanjutkan dengan lisensi dan akreditasi.

Pada masa depan, direncanakan gugusdepan yang diizinkan menyelenggarakan pendidikan kepramukaan, dan karena itu memiliki lisensi, hanyalah gugusdepan yang telah terakreditasi serta didukung oleh tenaga pembina yang telah ter-registrasi saja.

Kakak-kakak dan adik-adik keluarga besar Gerakan Pramuka yang saya hormati,

Hakekat dasar pendidikan kepramukaan adalah meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan, yakni Satya dan Darma Pramuka kepada seluruh peserta didik, sehingga mereka dapat dipersiapkan menjadi kader pimpinan bangsa yang tangguh pada masa depan. Dalam kerangka mempersiapkan kaum muda yang seperti inilah ditetapkan tema peringatan HUT Gerakan Pramuka ke 48 pada tahun ini adalah ”Tingkatkan Peran Gerakan Pramuka dalam Membangun Karakter dan Kepemimpinan Bangsa”.

Diharapkan dengan tema ini, kita semua dapat lebih meningkatkan motivasi dan bakti kita, bagi perkembangan Gerakan Pramuka dan bagi masa depan kaum muda yang lebih baik pada masa depan. Kakak-kakak dan adik-adik keluarga besar Gerakan Pramuka yang saya hormati, Pada kesempatan memperingati Hari Pramuka ke 48 ini perkenankanlah saya atas nama Kwartir Nasional Gerakan Pramuka mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah banyak memberikan bantuan bagi perkembangan dan kemajuan Gerakan Pramuka. Ucapan terima kasih ini terutama kami sampaikan kepada Bapak Presiden dan kepada bapak-bapak/ibu-ibu Menteri, serta kepada bapak-bapak/ibu-ibu Gubernur serta bapak-bapak/ibu-ibu Bupati/Walikota di seluruh Indonesia, Tanpa bantuan bapak-bapak/ibu-ibu semua, tidak mungkin revitalisasi Gerakan Pramuka dapat dilaksanakan.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, perkenankanlah pula saya mengajak para anggota dewasa Gerakan Pramuka untuk lebih merapatkan barisan dan menyatukan gerak langkah untuk percepatan kemajuan dan perkembangan Gerakan Pramuka. Kepada para Pimpinan Kwartir Daerah, Kwartir Cabang dan Kwartir Ranting Gerakan Pramuka di seluruh Indonesia, saya menghimbau, marilah kita bersama berupaya melakukan hal–hal terbaik, demi masa depan kaum muda Indonesia yang lebih cerah. Kepada para anggota muda Gerakan Pramuka, yakni adik-adik pramuka di seluruh Indonesia, saya menyampaikan rasa bangga. Sangatlah tepat pilihan adik-adik untuk aktif dalam kegiatan kepramukaan. Mengikuti pendidikan formal saja tidaklah cukup.

Untuk hasil yang optimal dalam pembentukan watak, kepribadian dan akhlak mulia, adik-adik perlu menambah dan meningkatkan wawasan serta pemahaman, antara lain dengan mengikuti pendidikan nilai-nilai melalui Gerakan Pramuka.

Semoga upaya yang kita lakukan senantiasa mendapatkan ridho dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Jayalah Pramuka Jayalah Indonesia

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Salam Pramuka,

Jakarta, 14 Agustus 2009

Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Ketua,

Prof. Dr. dr. H. Azrul Azwar, MPH

Sumber : pramukanet

DIarsipkan di bawah: Event pramuka, Pramuka dan indonesia, Pramuka umum | Ditandai: 14 agustus, 48, Azrul Azwar, hari pramuka 2009, kwarnas, nasional, pramuka, revitalisasi, salam, sambutan, slam, uud pramuka
« Raimuna daerah jawa timur 2009 Atribut seragam pramuka siaga »

DETIK BERDIRINYA PRAMUKA

Detik Kelahiran Pramuka

DETIK DETIK KELAHIRAN GERAKAN PRAMUKA
pintu-gerbang-g-pramuka_resize.gif
Latar Belakang Lahirnya Gerakan Pramuka

Gerakan Pramuka lahir pada tahun 1961, jadi kalau akan menyimak latar belakang lahirnya Gerakan Pramuka, orang perlu mengkaji keadaan, kejadian dan peristiwa pada sekitar tahun 1960.
Dari ungkapan yang telah dipaparkan di depan kita lihat bahwa jumlah perkumpulan kepramukaan di Indonesia waktu itu sangat banyak. Jumlah itu tidak sepandan dengan jumlah seluruh anggota perkumpulan itu.
Peraturan yang timbul pada masa perintisan ini adalah Ketetapan MPRS Nomor II/MPRS/1960, tanggal 3 Desember 1960 tentang rencana pembangunan Nasional Semesta Berencana. Dalam ketetapan ini dapat ditemukan Pasal 330. C. yang menyatakan bahwa dasar pendidikan di bidang kepanduan adalah Pancasila. Seterusnya penertiban tentang kepanduan (Pasal 741) dan pendidikan kepanduan supaya diintensifkan dan menyetujui rencana Pemerintah untuk mendirikan Pramuka (Pasal 349 Ayat 30). Kemudian kepanduan supaya dibebaskan dari sisa-sisa Lord Baden Powellisme (Lampiran C Ayat 8).
Ketetapan itu memberi kewajiban agar Pemerintah melaksanakannya. Karena itulah Pesiden/Mandataris MPRS pada 9 Maret 1961 mengumpulkan tokoh-tokoh dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Hari Kamis malam itulah Presiden mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang disebut Pramuka. Presiden juga menunjuk panitia yang terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi. Panitia ini tentulah perlu sesuatu pengesahan. Dan kemudian terbitlah Keputusan Presiden RI No.112 Tahun 1961 tanggal 5 April 1961, tentang Panitia Pembantu Pelaksana Pembentukan Gerakan Pramuka dengan susunan keanggotaan seperti yang disebut oleh Presiden pada tanggal 9 Maret 1961. Ada perbedaan sebutan atau tugas panitia antara pidato Presiden dengan Keputusan Presiden itu. Masih dalam bulan April itu juga, keluarlah Keputusan Presiden RI Nomor 121 Tahun 1961 tanggal 11 April 1961 tentang Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka. Anggota Panitia ini terdiri atas Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Prof. Prijono, Dr. A. Azis Saleh, Achmadi dan Muljadi Djojo Martono (Menteri Sosial). Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang Gerakan Pramuka.
Kelahiran Gerakan Pramuka
Gerakan Pramuka ditandai dengan serangkaian peristiwa yang saling berkaitan yaitu 1. Pidato Presiden/Mandataris MPRS dihadapan para tokoh dan pimpinan yang mewakili organisasi kepanduan yang terdapat di Indonesia pada tanggal 9 Maret 1961 di Istana Negara. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
· Diterbitkannya Keputusan Presiden Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961, tentang Gerakan Pramuka yang menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan pemuda Indonesia, serta mengesahkan Anggaran Dasar Gerakan Pramuka yang dijadikan pedoman, petunjuk dan pegangan bagi para pengelola Gerakan Pramuka dalam menjalankan tugasnya. Tanggal 20 Mei adalah; Hari Kebangkitan Nasional, namun bagi Gerakan Pramuka memiliki arti khusus dan merupakan tonggak sejarah untuk pendidikan di lingkungan ke tiga. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN KERJA.
· Pernyataan para wakil organisasi kepanduan di Indonesia yang dengan ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka, dilakukan di Istana Olahraga Senayan pada tanggal 30 Juli 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
2. Pelantikan Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, diikuti defile Pramuka untuk diperkenalkan kepada masyarakat yang didahului dengan penganugerahan Panji-Panji Gerakan Pramuka, dan kesemuanya ini terjadi pada tanggal pada tanggal 14 Agustus 1961. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PRAMUKA.
Gerakan Pramuka Diperkenalkan
Pidato Presiden pada tanggal 9 Maret 1961 juga menggariskan agar pada peringatan\ Proklamasi Kemerdekaan RI Gerakan Pramuka telah ada dan dikenal oleh masyarakat. Oleh karena itu Keppres RI No.238 Tahun 1961 perlu ada pendukungnya yaitu pengurus dan anggotanya. Menurut Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pimpinan perkumpulan ini dipegang oleh Majelis Pimpinan Nasional (MAPINAS) yang di dalamnya terdapat Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dan Kwartir Nasional Harian. Badan Pimpinan Pusat ini secara simbolis disusun dengan mengambil angka keramat 17-8-’45, yaitu terdiri atas Mapinas beranggotakan 45 orang di antaranya duduk dalam Kwarnas 17 orang dan dalam Kwarnasri 8 orang. Namun demikian dalam realisasinya seperti tersebut dalam Keppres RI No.447 Tahun 1961, tanggal 14 Agustus 1961 jumlah anggota Mapinas menjadi 70 orang dengan rincian dari 70 anggota itu 17 orang di antaranya sebagai anggota Kwarnas dan 8 orang di antara anggota Kwarnas ini menjadi anggota Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno, Presiden RI dengan Wakil Ketua I, Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara itu dalam Kwarnas, Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat Ketua dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Gerakan Pramuka secara resmi diperkenalkan kepada seluruh rakyat Indonesia pada tanggal 14 Agustus 1961 bukan saja di Ibukota Jakarta, tapi juga di tempat yang
penting di Indonesia. Di Jakarta sekitar 10.000 anggota Gerakan Pramuka mengadakan Apel Besar yang diikuti dengan pawai pembangunan dan defile di depan
Presiden dan berkeliling Jakarta. Sebelum kegiatan pawai/defile, Presiden melantik anggota Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari, di Istana negara, dan menyampaikan anugerah tanda penghargaan dan kehormatan berupa Panji Gerakan Kepanduan Nasional Indonesia (Keppres No.448 Tahun 1961) yang diterimakan kepada Ketua Kwartir Nasional, Sri Sultan Hamengku Buwono IX sesaat sebelum pawai/defile dimulai. Peristiwa perkenalan tanggal 14 Agustus 1961 ini kemudian dilakukan sebagai HARI PRAMUKA yang setiap tahun diperingati oleh seluruh jajaran dan anggota Gerakan Pramuka
Diperoleh: “http://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_Gerakan_Pramuka_Indonesia”



Catatan redaksi : Ada Sesuatu yang menarik, mengapa yang menandatangani Kepres Tentang Gerakan Pramuka adalah Ir. Juanda ? Bilamana Presiden saat itu tengah mengadakan kunjungan ke Jepang, mengapa tidak menunggu beliau pulang dari lawatannya ?

TANDA KECAKAPAN UMUM

Tanda Kecakapan Umum
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

TKU (Tanda Kecakapan Umum) adalah bagian dari sistem tanda kecakapan dalam Gerakan Pramuka di samping TKK (Tanda Kecakapan Khusus).

Tanda Kecakapan Umum diberikan setelah seorang anggota Gerakan Pramuka menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) dalam tingkatannya masing-masing.

Tanda Kecakapan Umum hanya berlaku bagi anggota Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. TKU tidak berlaku bagi seperti Pembina, Andalan dan anggota dewasa lainnya.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Bentuk, tingkatan dan pemakaian
o 1.1 Pramuka Siaga
o 1.2 Pramuka Penggalang
o 1.3 Pramuka Penegak
o 1.4 Pramuka Pandega
* 2 Lihat pula

[sunting] Bentuk, tingkatan dan pemakaian
[sunting] Pramuka Siaga

* Berbentuk Jajar Genjang miring berwarna dasar hijau dengan gambar "bunga kelapa" berwarna putih.
* TKU Pramuka Siaga terdiri atas: TKU Siaga mula (satu susun), TKU Siaga bantu (dua susun) dan TKU Siaga tata (tiga susun).
* TKU Pramuka Siaga dikenakan di lengan baju sebelah kiri.

[sunting] Pramuka Penggalang

* Berbentuk seperti huruf "V" berwarna dasar merah dengan gambar "bunga kelapa bertangkai tiga" berwarna putih.
* TKU Pramuka Penggalang terdiri atas: TKU Penggalang Ramu (satu susun), TKU Penggalang Rakit (dua susun) dan TKU Penggalang Terap (tiga susun).
* TKU Pramuka Penggalang dikenakan di lengan baju sebelah kiri.

[sunting] Pramuka Penegak

* Berbentuk trapesium berwarna dasar hijau dengan gambar bintang, sepasang tunas kelapa dan tulisan "Bantara" atau "Laksana" berwarna kuning.
* TKU Pramuka Penegak terdiri atas TKU Penegak Bantara (bertuliskan "BANTARA" di bagian bawah tunas kelapa) dan TKU Penegak Laksana (bertuliskan "LAKSANA" di bagian bawah tunas kelapa).
* TKU Pramuka Penegak dikenakan di masing-masing bahu baju seragam pramuka (pundak).

[sunting] Pramuka Pandega

* Berbentuk trapesium berwarna dasar hijau dengan gambar bintang, sepasang tunas kelapa dan tulisan "Pandega" berwarna coklat.
* Tingkatannya hanya satu tingkatan.
* TKU Pramuka Pandega dikenakan di masing-masing bahu baju seragam pramuka (pundak).

PULAU BROWNSEA

Pulau Brownsea
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Panorama pantai dan pulau Brownsea.

Pulau Brownsea (bahasa Inggris: Brownsea Island) merupakan pulau terbesar di Pelabuhan Poole, Dorset, Inggris, Britania Raya. Pulau ini adalah milik National Trust. Pulau terbuka untuk umum temasuk daerah hutan dan margasatwa serta puncak kaang yang bisa digunakan untuk memandang Poole Harbour dan Pulau Purbeck.

Pulau ini terkenal karena menjadi tempat perkemahan pertama bagi gerakan kepanduan di tahun 1907. Pada bulan Agustus 2007, Pulau Brownsea menjadi pusat perayaan kepanduan bagi memperingati 100 tahun perkemahan pertama. 4 daerah perkemahan dibangun di pulau ini termasuk sebuah replika perkemahan asli tahun 1907, dan lebih dari 300 pandu dari 160 negara telah datang kemari untuk memperingati momen penting itu.[1]

PANDU PUTRI

Pandu Putri
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Pandu Putri adalah organisasi pramuka untuk gadis dan pemudi. World Association of Girl Guides and Girl Scouts adalah badan penyelia pergerakan pramuka puteri internasional.

Persatuan Pandu Puteri Malaysia (PPPM) didirikan secara resmi pada tahun 1917 ketika didaftarkan di Calcutta tetapi kantor pusatnya ada di ialah di Singapura hingga tahun 1956. Kantor pusat nasionalnya sekarang terletak di Wisma Pandu Puteri, Jalan Pantai Baharu, Kuala Lumpur sejak tahun 1957.

Organisasi Pandu Putri didirikan sebagai versi wanita bagi pramuka yang didirikan oleh Robert Baden-Powell, pada tahun 1910 dengan bantuan saudara perempuannya Agnes Baden-Powell. Pada bulan September 1908, sejumlah kecil gadis hadir untuk Scout Rally pertama di Crystal Palace, menyebut diri mereka Pramuka Putri. Lord Baden-Powell mendirikan Pandu Putri sebagai pergerakan selari bagi mereka, diselenggarakan oleh saudara perempuannya Agnes. Sementara Agnes memainkan peranan utama hingga kematiannya, isteri Lord Baden-Powell, Olave Baden-Powell, menjadi Ketua Pandu Inggris pada tahun 1918, dan Ketua Pandu Sedunia pada tahun 1930.

Pandu Putri dinamakan menurut kor terkenal di India. Baden-Powell bimbang sekiranya mereka dikenal sebagai pramuka akan menyebabkan anak-anak lelaki menjauhi diri, dan juga keluarga gadis!

Akibat gadis dibolehkan memasuki pramuka di Britania Raya, jumlah anggota Pandu Putri merosot di sana.

Di Britania Raya, usia muda antara (7-10) dikenal sebagai Brownies; gadis muda (5-7) disebut Rainbows, dan pemandu lain menjadi Young Leaders atau Rangers (yang terdahulu lebih memusatkan diri menjadi pimpinan pandu, yang terakhir lebih berpusat pada kegiatan pandu lanjutan). Di Kanada, Pandu Puteri terbagi atas sejumlah program bergantung pada usia: Sparks, Brownies, Guides, Pathfinders.

JULIETTE GORDON LOW...TOKOH PRAMUKA

JAMBORE

Jambore
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari

Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang di Indonesia diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Jambore Ranting (tingkat kecamatan), Jambore Cabang tingkat kota/kabupaten), Jambore Daerah (tingkat provinsi), Jambore Nasional (tingkat nasional), Jambore Dunia (tingkat dunia)

Daftar pelaksanaan Jambore Nasional Gerakan Pramuka Indonesia
No Tahun Tempat Tanggal Pelaksanaan
01 1973 Cibubur, Jakarta 1973
02 1977 Sibolangit, Sumatra Utara 1-20 Juli 1977
03 1981 Cibubur, Jakarta 18-25 Juni 1981
04 1986 Cibubur, Jakarta 21-28 Juni 1986
05 1991 Cibubur, Jakarta 15-22 Juni 1991
06 1996 Cibubur, Jakarta 26 Juni-4 Juli 1996
07 2001 Baturaden Jawa Tengah 3-12 Juli 2001
08 2006 Jatinangor, Jawa Barat 26 Juni-4 Juli 2006
09 2011 Sumatra Selatan 2011

Daftar pelaksanaan Jambore Dunia
Tahun Even Tempat, Negara Tema Jumlah Peserta / Keterangan
1920 1st World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia I) Olympia, Kensington, London, Inggris 8.000
1924 2nd World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia II) Ermelunden, Denmark 4.549
1929 3rd World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia III) Birkenhead, Inggris Coming of Age 30.000
1933 4th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia IV) Gödöllő, Hungaria 25.792
1937 5th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia V) Vogelenzang, Bloemendaal, Belanda 28.750
1947 6th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia VI) Moisson, Prancis Jamboree of Peace 24.152
1951 7th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia VII) Bad Ischl, Austria Jamboree of Simplicity 12.884
1955 8th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia VIII) Niagara-on-the-Lake, Kanada New Horizons 11.139
1957 9th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia IX) Sutton Park, Inggris 50th Anniversary of Scouting 30.000
1959 10th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia X) Los Baños, Laguna, Filipina Building Tomorrow Today 12.203
1963 11th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XI) Marathon, Greece Higher and Wider 14.000
1967 12th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XII) Farragut State Park, Amerika Serikat For Friendship 12.011
1971 13th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XIII) Fujinomiya, Jepang For Understanding 23.758
1975 14th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XIV) Lillehammer, Norwegia Five Fingers, One Hand 17.259
1979 15th World Scout Jamboree (dibatalkan) (Jambore Pramuka se-Dunia XV) Neyshâbûr, Iran dibatalkan
1983 15th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XV) Calgary, Kanada The Spirit Lives On 14.752
1987-1988 16th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XVI) Sydney, Australia Bringing the World Together 14.434
1991 17th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XVII) Soraksan, Korea Selatan Many Lands, One World 20.000
1995 18th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XVIII) Flevoland, Belanda Future is Now 28.960
1998-1999 19th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XIX) Picarquín, Chili Building Peace Together 31.000
2002-2003 20th World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XX) Sattahip, Thailand Share our World, Share our Cultures 24.000
2007 21st World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XXI) Hylands Park, Inggris One World, One Promise
Scouting Centenary 38.074
2011 22nd World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XXII) Rinkaby, Swedia Simply Scouting
2015 23rd World Scout Jamboree (Jambore Pramuka se-Dunia XXIII) Kirarahama, Jepang A Spirit of Unity

KEMAH

Berkemah
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Perkemahan)
Langsung ke: navigasi, cari
Artikel ini tidak memiliki referensi sumber sehingga isinya tidak bisa diverifikasi.
Bantulah memperbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak.
Artikel yang tidak dapat diverifikasikan dapat dihapus sewaktu-waktu oleh Pengurus.
Berkemah dengan tenda.

Berkemah adalah sebuah kegiatan rekreasi di luar ruangan. Kegiatan ini umumnya dilakukan untuk beristirahat dari ramainya perkotaan, atau dari keramaian secara umum, untuk menikmati keindahan alam. Berkemah biasanya dilakukan dengan menginap di lokasi perkemahan, dengan menggunakan tenda, di bangunan primitif, atau tanpa atap sama sekali.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kemah (kata benda) adalah tempat tinggal darurat, biasanya berupa tenda yang ujungnya hampir menyentuh tanah dibuat dari kain terpal dan sebagainya. perkemahan (kata benda) 1 hal berkemah; 2 himpunan kemah (pramuka, pasukan, dsb); tempat berkemah.

Berkemah sebagai aktivitas rekreasi mulai populer pada awal abad ke-20. Kegiatan ini juga umumnya disertai dengan kegiatan rekreasi luar ruangan lainnya, seperti mendaki gunung, berenang, memancing, dan bersepeda gunung.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Berkemah dalam Kepramukaan
o 1.1 Tujuan Perkemahan
o 1.2 Macam Perkemahan
o 1.3 Lain-lain

[sunting] Berkemah dalam Kepramukaan
Pramuka Penggalang tengah berkemah

Berkemah atau Perkemahan adalah salah satu macam kegiatan dalam kepramukaan yang dilaksanakan secara out bond. Kegiatan ini merupakan salah satu media pertemuan untuk Pramuka.
[sunting] Tujuan Perkemahan

1. memeberikan pengalaman adanya saling ketergantungan antara unsur-unsur alam dan kebutuhan untuk melestarikannya, menjaga lingkungan dan mengembangkan sikap bertanggung jawab akan masa depan yang menghormati keseimbangan alam.
2. Mengembangkan kemampuan diri mengatasi tantangan yang dihadapi, menyadari tidak ada sesuatu yang berlebih di dalam dirinya, menemukan kembali cara hidup yang menyenangkan dalam kesederhanaan.
3. Membina kerjasama dan persatuan dan persaudaraan.

[sunting] Macam Perkemahan

Ada beberapa macam perkemahan ditinjau dari beberapa hal:

Ditinjau dari Lamanya Waktu, yaitu:

1. Perkemahan Satu Hari. Yang termasuk dalam Perkemahan satu hari adalah Pesta Siaga
2. Perkemahan Sabtu Malam Minggu (Persami)
3. Perkemahan lebih dari tiga hari

Ditinjau dari Tempat Pelaksanaannya, yaitu:

1. Perkemahan Menetap
2. Perkemahan Safari (Berpindah-pindah)

Ditinjau dari Tujuannya, yaitu:

1. Kemah Bakti. Seperti; Perkemahan Wirakarya (PW)
2. Kemah Pelantikan. Seperti; Perkemahan Pelantikan Tamu Ambalan, Pelantikan Penggalang Ramu dan lain-lain
3. Kemah Lomba. Seperti; Lomba Tingkat (LT)
4. Kemah Rekreasi
5. Kemah Jambore. Seperti; Jambore Ranting (tingkat Kwartir Ranting/Kecamatan), Jambore Cabang (tingkat Kwartir Cabang / Kabupaten/Kota, Jambore Daerah (tingkat Kwartir Daerah / Provinsi, Jambore Nasional (tingkat Kwartir Nasional / se-Indonesia).
6. Kemah Riset/Penelitian

Ditinjau berdasarkan jumlah pesertanya, yaitu:

1. Perkemahan satu regu/sangga
2. Perkemahan satu Pasukan/Ambalan/Racana
3. Perkemahan tingkat Ranting/Cabang/Daerah/Nasional/Regional/Dunia.

[sunting] Lain-lain

Dalam berkemah kita perlu mencari tempat yang baik dan ideal, yaitu:

1. Tanahnya rata atau sedikit miring dan berumput dan terdapat pohon pelindung
2. Dekat dengan sumber air
3. Terjamin keamanannya
4. Tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari kampung dan jalan raya
5. Tidak terlalu jauh dengan pasar, pos keamanan dan pos kesehatan
6. Memiliki pemandangan menarik

GERAKAN PRAMUKA INDONESIA

Gerakan Pramuka Indonesia
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Langsung ke: navigasi, cari
Presiden SBY Membuka Jambore Nasional VIII-2006

Gerakan Pramuka Indonesia adalah nama organisasi pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang dilaksanakan di Indonesia. Kata "Pramuka" merupakan singkatan dari praja muda karana, yang memiliki arti rakyat muda yang suka berkarya.

"Pramuka" merupakan sebutan bagi anggota Gerakan Pramuka, yang meliputi; Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega. Kelompok anggota yang lain yaitu Pembina Pramuka, Andalan, Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.

Sedangkan yang dimaksud "kepramukaan" adalah proses pendidikan di luar lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak dan budi pekerti luhur. Kepramukaan adalah sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan masyarakat dan bangsa Indonesia.
Daftar isi
[sembunyikan]

* 1 Sifat
* 2 Fungsi
* 3 Tujuan
* 4 Tugas Pokok
* 5 Kelompok umur dan tingkatan
o 5.1 Kelompok umur
o 5.2 Tingkatan
* 6 Prinsip Dasar dan Metode
o 6.1 Prinsip dasar
o 6.2 Metode
* 7 Kode Kehormatan
o 7.1 Satya
+ 7.1.1 Dwisatya
+ 7.1.2 Trisatya
o 7.2 Dharma
+ 7.2.1 Dwidharma
+ 7.2.2 Dasadharma
* 8 Kegiatan
* 9 Tanda Pengenal
o 9.1 Tanda Umum
o 9.2 Tanda Satuan
o 9.3 Tanda Jabatan
o 9.4 Tanda Kecakapan
o 9.5 Tanda Kehormatan
o 9.6 Tanda Jasa
* 10 Sistem Among
* 11 Sistem Tanda Kecakapan
* 12 Lihat pula

[sunting] Sifat

Lambang Pramuka Indonesia yaitu tunas kelapa yang dijahitkan di kerah kiri baju pramuka (untuk wanita). Lambang Pramuka Internasional yang dijahitkan di kerah kanan baju pramuka (untuk wanita). Bagi pria, tunas kelapa berada di kantung sebelah kiri, sedangkan Lambang Pramuka Internasional dijahitkan pada sebelah kanan kemeja. Emblem lokasi wilayah Gerakan Pramuka (berdasarkan provinsi) dijahitkan di lengan kanan baju Pramuka.

Berdasarkan resolusi Konferensi Kepanduan Sedunia tahun 1924 di Kopenhagen, Denmark, maka kepanduan mempunyai tiga sifat atau ciri khas, yaitu :

* Nasional, yang berarti suatu organisasi yang menyelenggarakan kepanduan di suatu negara haruslah menyesuaikan pendidikannya itu dengan keadaan, kebutuhan dan kepentingan masyarakat, bangsa dan negara.

* Internasional, yang berarti bahwa organisasi kepanduan di negara manapun di dunia ini harus membina dan mengembangkan rasa persaudaraan dan persahabatan antara sesama Pandu dan sesama manusia, tanpa membedakan kepercayaan/agama, golongan, tingkat, suku dan bangsa.

* Universal, yang berarti bahwa kepanduan dapat dipergunakan di mana saja untuk mendidik anak-anak dari bangsa apa saja, yang dalam pelaksanaan pendidikannya selalu menggunakan Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan.

[sunting] Fungsi

Dengan landasan uraian di atas, maka kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

* Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda

Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan menarik.

* Pengabdian bagi orang dewasa

Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

* Alat ( means ) bagi masyarakat dan organisasi

Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan masyarakat setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat saja, dan bukan tujuan pendidikannya.
[sunting] Tujuan

Gerakan Pramuka bertujuan mendidik anak-anak dan pemuda Indonesia dengan prinsip-Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan yang pelaksanaannya disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia dengan tujuan agar;

* anggotanya menjadi manusia yang berkepribadian dan berwatak luhur serta tinggi mental, moral, budi pekerti dan kuat keyakinan beragamanya.

* anggotanya menjadi manusia yang tinggi kecerdasan dan keterampilannya.

* anggotanya menjadi manusia yang kuat dan sehat fisiknya.

* anggotanya menjadi manusia yang menjadi warga negara Indonesia yang berjiwa Pancasila, setia dan patuh kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia; sehingga menjadi angota masyarakat yang baik dan berguna, yang sanggup dan mampu menyelanggarakan pembangunan bangsa dan negara.

Tujuan tersebut merupakan cita-cita Gerakan Pramuka. Karena itu semua kegiatan yang dilakukan oleh semua unsur dalam Gerakan Pramuka harus mengarah pada pencapaian tujuan tersebut.
[sunting] Tugas Pokok

Tugas pokok Gerakan Pramuka adalah menyelenggarakan pendidikan kepramukaan bagi anak dan pemuda Indonesia, menuju ke tujuan Gerakan Pramuka, sehingga dapat membentuk tenaga kader pembangunan yang berjiwa Pancasila dan sanggup serta mampu menyelenggarakan pembangunan masyarakat, bangsa dan negara. Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan tersebut Gerakan Pramuka selalu memperhatikan keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didiknya.

Karena kepramukaan bersifat nasional, maka gerak dan kegiatan Gerakan Pramuka disesuaikan dengan kepentingan nasional. Kepentingan nasional bangsa Indonesia ini tercantum dalam Garis Besar Haluan Negara, yang merupakan Ketetapan MPR. Gerakan Pramuka dalam ikut membantu pelaksanaan GBHN tersebut selalu mengikuti kebijakan Pemerintah dan segala peraturan perundang-undangannya.

Gerakan Pramuka hidup dan bergerak di tengah masyarakat dan berusaha membentuk tenaga kader pembangunan yang berguna bagi masyarakat. Karenanya Gerakan Pramuka harus memperhatikan pula keadaan, kemampuan, adat dan harapan masyarakat, termasuk orang tua anggota Pramuka, sehingga Gerakan Pramuka terutama pada satuan-satuannya dapat menyiapkan tenaga Pramuka sesuai dengan apa yang diharapkan orang tua anggotanya dan masyarakat di lingkungannya.
[sunting] Kelompok umur dan tingkatan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Anggota Gerakan Pramuka
[sunting] Kelompok umur
Pramuka di Monas

Kelompok umur adalah sebuah tingkatan dalam kepramukaan yang ditentukan oleh umur anggotanya.

Kelompok dibagi menjadi 4 :

* Kelompok umur 7-10 tahun disebut dengan Pramuka Siaga
* Kelompok umur 11-15 tahun disebut dengan Pramuka Penggalang
* Kelompok umur 16-20 tahun disebut dengan Pramuka Penegak
* Kelompok umur 21 - 25 tahun disebut dengan Pramuka Pandega

Ada juga Kelompok Khusus, yaitu Kelompok yang ditujukan untuk orang yang memiliki kedudukan dalam kepramukaan. Misalnya Pramuka Pembina, adalah sebutan untuk orang dewasa yang memimpin Pramuka. Dan Pramuka Andalan, adalah anggota Pramuka yang mengambil bagian dalam keanggotaan Kwartir dalam Pramuka. Contoh lainnya adalah Pelatih, Pamong Saka, Staff Kwartir dan Majelis Pembimbing.
[sunting] Tingkatan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Syarat-syarat Kecakapan Umum

Tingkatan dalam kepramukaan adalah sebuah tingkatan yang ditentukan oleh kemampuan anggotanya, kemampuan itu disebut dengan Syarat-syarat Kecakapan Umum atau SKU. Untuk Pramuka siaga dan penggalang, masing-masing Kelompok umur memiliki tiga Tingkatan. Untuk Penegak memiliki dua tingkatan. Sedangkan Pramuka Pandega hanya satu tingkatan.

* Tingkatan Pramuka Siaga : Siaga Mula, Siaga Bantu, Siaga Tata.

* Tingkatan Pramuka Penggalang : Penggalang Ramu, Penggalang Rakit, Penggalang Terap

* Tingkatan Pramuka Penegak : Penegak Bantara, Penegak Laksana

Ada juga sebuah tingkatan khusus yang disebut dengan Pramuka Garuda, yaitu tingkatan tertinggi dalam setiap kelompok umur dalam kepramukaan.
[sunting] Prinsip Dasar dan Metode

Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan merupakan prinsip yang digunakan dalam pendidikan kepramukaan, yang membedakannya dengan gerakan pendidikan lainnya.

Baden-Powell sebagai penemu sistem pendidikan kepanduan telah menyusun prinsip-prinsip Dasar dan Metode Kepanduan, lalu menggunakannya untuk membina generasi muda melalui pendidikan kepanduan. Beberapa prinsip itu didasarkan pada kegiatan anak atau remaja sehari-hari. Prinsip Dasar dan Metode Kepanduan itu harus diterapkan secara menyeluruh. Bila sebagian dari prinsip itu dihilangkan, maka organisasi itu bukan lagi gerakan pendidikan kepanduan.

Dalam Anggaran dasar Gerakan Pramuka dinyatakan bahwa Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan bertumpu pada:

* Keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa;

* Kepedulian terhadap bangsa dan tanah air, sesama hidup dan alam seisinya;

* Kepedulian terhadap diri pribadinya;

* Ketaatan kepada Kode Kehormatan Pramuka.

[sunting] Prinsip dasar

Prinsip Dasar Kepramukaan sebagai norma hidup seorang anggota Gerakan Pramuka, ditanamkan dan ditumbuhkembangkan melalui proses penghayatan oleh dan untuk diri pribadinya dengan dibantu oleh pembina, sehingga pelaksanaan dan pengamalannya dilakukan dengan penuh kesadaran, kemandirian, kepedulian, tanggung jawab serta keterikatan moral, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat.
[sunting] Metode

Metode Kepramukaan merupakan cara belajar progresif melalui :

* Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;

* Belajar sambil melakukan;

* Sistem berkelompok;

* Kegiatan yang menantang dan meningkat serta mengandung pendidikan yang sesuai dengan

Perkembangan rohani dan jasmani pesertadidik;

* Kegiatan di alam terbuka;

* Sistem tanda kecakapan;

* Sistem satuan terpisah untuk putera dan untuk puteri;

* Sistem among.

Metode Kepramukaan pada hakikatnya tidak dapat dilepaskan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Keterkaitan itu terletak pada pelaksanaan Kode Kehormatan. Metode Kepramukaan juga digunakan sebagai sebagai suatu sistem yang terdiri atas unsur-unsur yang merupakan subsistem terpadu dan terkait, yang tiap unsurnya mempunyai fungsi pendidikan yang spesifik dan saling memperkuat serta menunjang tercapainya tujuan.
[sunting] Kode Kehormatan

Kode Kehormatan Pramuka yang terdiri atas Janji yang disebut Satya dan Ketentuan Moral yang disebut Darma merupakan satu unsur dari Metode Kepramukaan dan alat pelaksanaan Prinsip Dasar Kepramukaan.
[sunting] Satya

Satya adalah :

* Janji yang diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota Gerakan Pramuka setelah memenuhi persyaratan keanggotaan;

* Tindakan pribadi untuk mengikat diri secara sukarela menerapkan dan mengamalkan janji;

* Titik tolak memasuki proses pendidikan sendiri guna mengembangkan visi, intelektualitas, emosi, sosial dan spiritual, baik sebagai pribadi maupun anggota masyarakat lingkungannya.

Satya dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwisatya dan Trisatya"
[sunting] Dwisatya

Dwisatya adalah satya yang digunakan khusus untuk Pramuka Siaga. selengkapnya berbunyi sebagai berikut :


Dwisatya Pramuka Siaga
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

* menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengikuti tatakrama keluarga.
* setiap hari berbuat kebajikan.


[sunting] Trisatya

Trisatya merupakan janji dan tiga kode moral yang digunakan dalam Gerakan Pramuka. Disebut trisatya karena mengandung tiga butir utama yang menjadi panutan setiap Pramuka.

Setiap kali Pramuka akan dilantik menuju tingkatan yang lebih tinggi atau dilantik untuk acara lainnya, diwajibkan melaksanakan upacara ucap ulang janji yang berupa pembacaan trisatya di depan sang saka merah putih. Kode Moral Trisatya digunakan oleh pramuka golongan penggalang, penegak dan pandega.

Trisatya dibagi dua, Trisatya untuk Penggalang dan Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa.

* Trisatya untuk penggalang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :



Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat
3. menepati Dasadharma.



* Trisatya untuk Penegak, Pandega, dan anggota dewasa selengkapnya berbunyi sebagai berikut :



Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

1. menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila.
2. menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat
3. menepati Dasadarma.


[sunting] Dharma

Dharma adalah :

* Alat proses pendidikan sendiri yang progresif untuk mengembangkan budi pekerti luhur.

* Upaya memberi pengalaman praktis yang mendorong pesertadidik menemukan, menghayati, mematuhi sistem nilai yang dimiliki masyarakat dimana ia hidup dan menjadi anggota.

* Landasan gerak Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan melalui kepramukaan yang kegiatannya mendorong Pramuka manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong;

* Kode Etik Organisasi dan satuan Pramuka, dengan landasan Ketentuan Moral disusun dan ditetapkan bersama aturan yang mengatur hak dan kewajiban anggota, pembagian tanggungjawab dan penentuan putusan.

Dharma dibagi menjadi dua, sesuai dengan kelompok umur peserta didik, yaitu Dwidharma dan Dasadharma"
[sunting] Dwidharma

Dwidarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut :


Dwidarma Pramuka Siaga

* Siaga berbakti kepada ayah bundanya.
* Siaga berani dan tidak putus asa.


[sunting] Dasadharma

Dasadarma selengkapnya berbunyi sebagai berikut:


Dasadharma

Pramuka itu:

1. Taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.


[sunting] Kegiatan
!Artikel utama untuk bagian ini adalah: Kegiatan Pramuka

Kegiatan pembinaan peserta didik dalam Gerakan Pramuka harus menggunakan semua Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan tersebut.

Pelaksanaan penggunaannya harus disesuaikan dengan keadaan, kepentingan dan perkembangan bangsa dan masyarakat Indonesia agar dapat dijamin bahwa pendidikan itu akan menghasilkan manusia, warga negara dan anggota masyarakat yang sesuai dan memenuhi keadaan dan kebutuhan bangsa dan masyarakat Indonesia.

Usaha Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuannya itu harus mengarah pada pengembangan dan pembinaan watak, mental, jasmani dan rohani, bakat, pengetahuan, pengalaman dan kecakapan pramuka, melalui kegiatan yang dilakukan dengan praktek secara praktis, dengan menggunakan Sistem Among dan Prinsip Dasar dan Metode Kepramukaan.
[sunting] Tanda Pengenal

Macam-macam Tanda Pengenal
[sunting] Tanda Umum

Dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang sudah dilantik, baik putra maupun putri.

Macamnya: - Tanda tutup kepala, - setangan / pita leher, - tanda pelantikan, - tanda harian, - tanda WOSM.
[sunting] Tanda Satuan

Menunjukkan Satuan / Kwartir tertentu, tempat seorang anggota Gerakan Pramuka bergabung.

Macamnya: - Tanda barung / regu / sangga, - gugus depan, - kwartir, - Mabi, - krida, - saka, - Lencana daerah, - satuan dan lain-lain.
[sunting] Tanda Jabatan

Menunjukkan jabatan dan tanggungjawab seorang anggota Gerakan Pramuka dalam lingkungan organisasi Gerakan Pramuka.

Macamnya: - Tanda pemimpin / wakil pemimpin barung / regu / sangga, - sulung, pratama, pradana, - pemimpin / wakil krida / saka, - Dewan Kerja, Pembina, Pembantu Pembina, Pelatih, Andalan, Pembimbing, Pamong Saka, Dewan Saka dan lain-lain.
[sunting] Tanda Kecakapan

Menunjukkan kecakapan, ketrampilan, ketangkasan, kemampuan, sikap, tingkat usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai golongan usianya.

Macamnya: - Tanda kecakapan umum / khusus, - pramuka garuda dan tanda keahlian lain bagi orang dewasa.
[sunting] Tanda Kehormatan

Menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada seseorang atas jasa, darma baktinya dan lain-lain yang cukup bermutu dan bermanfaat bagi Gerakan Pramuka, kepramukaan, masyarakat, bangsa, negara dan umat manusia.

Macamnya: - Peserta didik: Tiska, tigor, bintang tahunan, bintang wiratama, bintang teladan. - Orang dewasa: Pancawarsa, Darma Bakti, Wiratama, Melati, Tunas Kencana.
[sunting] Tanda Jasa
[sunting] Sistem Among

Sistem among adalah sistem pendidikan yang dilaksanakan dengan cara memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dengan sejauh mungkin menghindari unsur-unsur perintah, keharusan, paksaan, sepanjang tidak merugikan, baik bagi diri peserta didik maupun bagi masyarakat sekitarnya, dengan maksud untuk menumbuhkan dan mengembangkan rasa percaya diri sendiri, kreativitas dan oto-aktivitas sesuai dengan aspirasi peserta didik.
[sunting] Sistem Tanda Kecakapan

Tanda kecakapan adalah salah satu alat bagi Gerakan Pramuka untuk mewujudkan tujuan yang ingin dicapai oleh Gerakan Pramuka.

Sistem tanda kecakapan merupakan suatu cara yang ditata dan suatu cara menggunakan tanda-tanda untuk menandai dan mengakui kecakapan-kecakapan, baik yang bersifat teknis (praktis) maupun yang bersifat mental/spirituil, yang dimiliki oleh anggota yang memakai tanda-tanda itu.

* Tanda Kecakapan Umum.
* Tanda Kecakapan Khusus.